Rabu, 25 Mei 2011

Aku Bosan Hidup

Dunia ini fana adanya, ibarat fatamorgana.. 
Sekejap lamanya, ibarat mengedipkan mata..
Sekarang nafas ini masih berhembus, mungkin esok pagi nadi ini tak lagi berdenyut..
______________________________ 

Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru ngaji, “Ustad, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati.”

Sang Ustad pun tersenyum, “Oh, kamu sakit."

“Tidak Ustad, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Ustadz meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.”

“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.” demikian ujar sang Ustad.

“Tidak Ustad, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” pria itu menolak tawaran sang Ustad.

“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”

“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”

“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”

Giliran dia menjadi bingung. Setiap Ustad yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati. Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh Ustadz edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.


Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.”

Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.” Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?” Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.”

Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?




”Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku? Tundalah kematian itu ya Allah. Aku takut sekali jika aku harus meninggalkan dunia ini ” ujar pria itu dalam do'anya..


Ia pun buru-buru mendatangi sang Ustadz yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya di rumah ustadz tersebut, pria itu langsung mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karena ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.

Melihat wajah pria itu, rupanya sang Ustad langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang ustad pun berkata

“Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan..

Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu..
Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan..

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Ustadz, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya.

Desir angin sejuk hari itu berbisik ke dalam hatinya


"Ah, indahnya dunia ini..."


***

Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Bunuh diri..

Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya.

Dalam hal berumah-tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah.

Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam dunia ini?

Apa kita tidak menyadari sifat kehidupan dunia? fana adanya ibarat fatamorgana.. sekejap lamanya ibarat mengedipkan mata..

Maka bersyukurlah.. bahwa nafas ini masih berhembus, mungkin esok pagi nadi ini tak lagi berdenyut

______________
Bandung, 2011
Marcel Tirawan

Rabu, 11 Mei 2011

Rahasia Pria Penghuni Surga

Salah satu amalan yang harus diamalkan umat Islam adalah menjauhi sifat iri hati, dengki dan hasad. Menjauhi sifat-sifat yang bagaikan virus itu, merupakan bagian dari sikap yang harus dilakukan umat Islam. Sebab hal itu bukan saja merugikan bagi yang menjadi sasaran dengki dan hasad, tetapi juga merugikan diri orang itu sendiri.

Ada kisah tentang tingkah laku seorang sahabat sahabat yang oleh Nabi Muhammad SAW dijamin bakal menjadi penghuni surga yang kekal. Beginilah kisahnya . . .

Rasulullah pada suatu ketika duduk bersama sahabat. Saat itu lewatlah sahabat lain. Sahabat itu tidak menonjol, biasa saja,. Tetapi kepada para sahabat yang lain, Nabi berkata tentang sahabat yang satu ini.

"Dia adalah seorang lelaki calon penghuni surga," kata beliau sambil menunjuk lelaki itu.

Mendengar itu, Abdullah bin Umar menjadi penasaran. Ia berupaya mengetahui rahasia kehidupan orang yang dipastikan oleh Nabi sebagai penghuni surga itu.

"Apa amalan lelaki Anshar ini, dan apa pula kelebihannhya," kata Abdulah dalam hati.

Untuk menyelidiki orang tersebut, Abdullah bin Umar pun meminta diperbolehkan tinggal selama beberapa hari di rumah sahabat yang dikatakan Nabi calon penghuni surga itu.

"Jika tidak keberatan, aku ingin tinggal bersamamu untuk beberapa hari saja," katanya.

"Ada apa dengan kamu?"

"Aku baru saja bertengkar dengan ayahku. Dan aku bersumpah tidak ingin bertemu dengannya selama tiga hari ini," kata Abdullah berbohong.

"Boleh, silahkan kapan saja dan berapa lama pun bisa," kata sahabat itu dengan ramah.


Selama tiga hari itu, diamatinya tingkah laku dan tindak tanduk sahabat itu dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, setelah beberapa hari tinggal beberapa hari di rumah sahabat itu, Abdullah tidak menyaksikan kelebihan amalan atas sahabat itu. Ia menyaksikan kehidupan bakal penghuni surga itu biasa-biasa saja, amalan shalatnya pun biasa-biasa saja.

Saat hendak pamit, Abdullah terpaksa "membuka kartu" dan bertanya kepada tuan rumah bakal penghuni surga itu. "Saudaraku, sebenarnya aku tidak apa-apa dengan ayahku," kata Abdullah.

"Lalu ada apa kau tidur dirumahku?" tanya lelaki Anshar itu.

"Beberapa hari yang lalu, ketika kami sedang berkumpul dengan Nabi di masjid, beliau mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada orang Anshar calon penghuni surga masuk kemasjid itu. Dan laki-laki Anshar yang disebut-sebut Rasulullah itu adalah kamu."

"Ah, benarkah begitu?" kata lelaki Anshar itu merendahkan diri.

"Benar, Nabi berkata begitu. Cuma kini kami ingin tahu, apa sebenarnya amalan tuan sehingga Rasulullah memastikan tuan akan masuk surga?" tanya Abdullah.

"Oh, jadi selama ini kamu menyelidiki aku ya?"

"Ya," katanya terus terang.

"Tak ada amalan khusus yang aku amalkan. Beginililah kehidupan saya sehari-hari sebagaimana yang anda saksikan sendiri beberapa hari disini." Kata sahabat Anshar itu.

Mendengar jawaban itu, Abdullah semakin penasaran. "Tetapi masih ada sesuatu yang anda rahasiakan kepadaku."

Pada akhirnya orang bakal penghuni surga itu juga ikut "membuka kartu"dan mengungkapkan apa adanya.

"Sesungguhnya yang aku amalkan dari ajaran Nabi adalah biasa saja. Aku berusaha sekuat tenaga tidak akan melakukan perbuatan yang merugikan sesama kaum Muslimin. Aku berusaha selalu berusaha membersihkan hatiku dengan tidak pernah memiliki sifat iri hati serta menaruh rasa dengki dan hasad kepada orang lain sepanjang hidupku. Apalagi hasad terhadap kenikmatan yang diterima orang lain."

"Hanya itu?" tanya Abdullah. "Ya," jawabnya.

Mendengar pengakuan jujur lelaki itu, Abdullah bin Umar semakin takjub mendengarnya. Secara lahiriah, amalan lelaki Anshar itu tak terlalu istimewa. Tetai secara rohaniah, amalan itu sungguh luar biasa. Bukankah memang banyak orang yang mampu menunaikan shalat tetapi takmampu menjaga hatinya dari rasairi, dengki, hasad dan prasangka buruk kepada orang lain.
 "Subhanallah, rupanya inilah amalan utama yang telah menjadikan dirimu mendapat kemuliaan di surga," kata Abdullah di dalam hati sambil berpamitan meninggalkan rumah lelaki itu.

Begitulah rahasia yang ditemukan Abdullah bin Umar pada sahabat itu,sehingga ia mendapat jaminan Rasulullah akan menjadi penghuni surga. Kuncinya tidak iri hati, hasad, dan dengki kepada orang lain.
 Amalan shalat sebanyak apapun tidak akan berguna jika di dalam hatiorang itu masih terdapat sifat dengki dan iri hati. Orang yang terpuji di sisi Allah adalah orang yang menjalankan shalat dengan ikhlas dan menjauhi sifat dengki dan hasad seperti sahabat itu.

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label