Sabtu, 28 Januari 2012

Sebuah Kutipan dari "5 cm"

Ada tulisan yang saya suka dilembar-lembar terakhir buku "5 cm". Inilah dia . .


Biarkan keyakinan kamu, 5 sentimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. 
Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu itu bisa. 
Apapun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. 
Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri.

Dan sehabis itu, yang kamu perlu cuma....

Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,

tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,

mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,

leher yang akan lebih sering melihat ke atas,

lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja,

dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,

serta mulut yang akan selalu berdoa.

Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama.

Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan.

Tapi seseorang yang selalu akan percaya akan keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita, keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasi kan dengan angka berapa pun.

Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.


yak, percaya pada... 5 sentimeter di depan kening kamu. 


Dikutip dari novel “5 cm” karya Donny Dhirgantoro halaman 362-363


Percayalah, ketika seseorang sudah berniat sungguh-sungguh, ikhlas, dan jujur kepada Allah atas niatnya, maka Allah akan menolongnya. Karena pertolongan Allah itu sebanding dengan kekuatan niat dan keyakinan atas pertolongan tersebut..

"Jika Allah menolongmu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkanmu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal" (QS. Ali 'Imran [3]: 160)

Celupan Warna Illahi

Celupan warna Allah, dan siapakah yang lebih baik celupan warnanya dari pada Allah? dan Hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.”
(QS. Al Baqarah 138)
____________________________

Bagaikan kain putih yang telah terkena beberapa noda, pribadi-pribadi mukmin kemudian dicuci dengan syahadat yang mereka ikrarkan. Allah kemudian memberi warna dengan celupanNya, celupan warna dengan citarasa illahi yang Maha Tinggi. Jika sang hamba terus menjaga amalan wajibnya, kemudian ia mendekatkan diri dengan amalan sunnah dan nafilahnya, maka celupan warna itu menjadi gerak hidup yang memancarkan kemuliaan dan keagungan.

"...Tidaklah hamba-hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku sukai dibanding hal-hal yang Aku wajibkan. Dan hambaKu akan terus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan nafilah, sampai Aku mencintainya. Maka, apabila aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengaran dimana ia mendengar dengannya. Aku akan menjadi penglihatan yang ia melihat dengannya. Aku akan menjadi tangan dimana ia bertindak dengannya, dan Aku akan menjadi kaki dimana ia berjalan dengannya..." (HR Bukhari, dari Abu Hurairah)

Tentang warna warni itu? Ya. Islam tidak menghapus karakter-karakter khas dari pribadi pemeluknya yang tidak bertentangan dengan aqidah. Islam justru membingkainya menjadi kemuliaan karakter yang menyejarah. Bahkan Rasulullah mengatakan, “Khiyaarukum fil jahiliyah, khiyaarukum fil Islam... Orang terpilih kalian di masa jahiliyah akan menjadi orang terpilih pula di masa Islamnya.”

Para sahabat adalah figur-figur menarik yang penuh warna. Menggambarkan sosok mereka sebagai manusia biasa, namun ada kemuliaan yang senantiasa terukir dalam ke-biasa-annya itu.

Ada orang-orang besar dengan gelar besar. Tetapi kebesaran itu bermula dari satu prinsip yang dipegang teguh. Satu saja, kecil saja. Tetapi istiqamah. Abu Bakar Ash Shidiq. Benar, membenarkan, dan dibenarkan. Mengapa? Karena teguh untuk yakin pada apa yang berasal dari sisi Allah dan RasulNya. Maka keyakinan itu menjadi sesuatu yang sangat besar, “Andaikan iman seluruh manusia ditimbang pada suatu dacing dan iman Abu Bakar pada dacing yang lain, niscaya iman Abu Bakar lebih berat.” Subhanallah!

Umar Al-Faruq. Ia, sosok yang tak pernah menyembunyikan perasaannya. Jujur pada dirinya, jujur pada Allah, jujur pada manusia. Blak-blakkan, keras, tak kenal takut. “Bukankah kita berada diatas kebenaran? Bukankah mereka beradar diatas kebathilan? Bukankah kalau kita mati, kita masuk surga sedang mereka masuk neraka?” Maka bermulalah aksi-aksi besar kaum muslimin dari Umar, ba’dallah. Da’wah terang-terangan, show of force di Ka’bah, hijrah terang-terangan, dan gemeretaknya gigi orang kafir dan orang munafik. Ia keras. Sangat keras. Tetapi ada saat dimana ialah manusia terlembut; saat memimpin. Maka benarlah kata-kata Ibnu Mas’ud, “Islamnya Umar adalah kemenangan, hijrahnya adalah pertolongan, dan kepemimpinannya adalah rahmat bagi orang beriman.”

Ustman Dzun Nurain, si pemalu berakhlak mulia. Malu tak hanya pada manusia, tetapi lebih dari itu, pada Allah. Mandinya Ustman tidak dilakukan kecuali dalam rumah yang terkunci rapat, tertutup semua lubangnya, di kamar yang terlindung dan terkunci, dalam sebuah bilik rapat di kamar itu, dan dipasang selubung kain yang tinggi. Itupun, Ustman masih tak bisa menegakkan punggung karena rasa malu. Ia selalu malu pada Allah. Ia malu, jika nikmat-nikmat Allah tak ia nafkahkan di jalanNya. Maka ribuan unta menyertai perang Tabuk. Ia malu, jika ia kenyang sementara penduduk Madinah ditimpa peceklik. Maka 1000 unta penuh muatan ia bagikan gratis. Ia malu, jika ia minum air sejuk sementara penduduk Madinah meminum air bacin. Maka dibelinyalah sumur Raumah, lalu ia wakafkan. “Tidak akan membahayakan Ustman”, sabda sang Nabi, “Apapun yang dia lakukan setelah hari ini.” Dan Ustman semakin merasa malu..

Ali yang ceria. Ceria mengajarinya keberanian untuk tidur menggantikan Rasulullah di saat teror pembunuhan mengepung kediaman beliau yang kecil. Ceria mengajarinya berlari-lari menyusur padang pasir sejauh 400 km untuk hijrah seorang diri dalam kejaran musuh. Ceria mengajarinya berolok-olok pada Amir bin Abdu Wuud, jagoan Quraisy yang menantang perang tanding dalam peristiwa Khandaq. Dan saat tubuh yang besarnya dua kali lipat dirinya itu jatuh terbelah, kaum muslimin pun bertakbir gembira. Dan ia, tetap ceria. Ceria mengajarinya untuk asyik belajar, maka ia menjadi pintu kota ilmu. Ceria -saat sakit mata- membuatnya menjadi pemegang panji penaklukan Khaibar, maka jadilah ia pemegang panji yang mencintai dan dicintai oleh Allah dan RasulNya.

Abu Dujanah memang congkak, tapi ia bingkai kecongkakannya dalam jihad menghadapi musuh-musuh Allah sehingga ia mulia dengan kecongkakannya. Ikat kepala merah, langkah yang angkuh, jalan yang penuh gaya, membuat Rasulullah berkomentar, “Allah membenci yang seperti ini kecuali dalam peperangan di jalanNya!”. Akhirnya, Abu Dujanah meraih kemulian yang ia nantikan, sambutan bidadari surga.

Ada Abu Ubaidah kepercayaan umat ini. Seperti apa orangnya? Rapi jali! Pandai mengadministrasi, cerdas dan adil. Sangat dipercaya, sampai orang-orang Romawi yang beragama Nashrani merindukannanya. Sangat dipercaya, sampai Umar kehabisan akal untuk memintanya keluar dari kota berwabah. Sangat dipercaya, maka begitu sulit mencari penggantinya mengurus Baitul Maal. Ada Az Zubair hawari Rasulullah. Sebuah potret kesetiaan. Dan Thalhah yang perwira, perisai hidup Rasulullah yang di tubuhnya ada tujuh puluh sayatan pedang, hunjaman tombak, dan tusukan anak panah. Maka jadilah ia, kata Rasulullah, seorang syahid yang masih berjalan di muka bumi.

Ada orang-orang besar dengan gelar besar. Ada Khalid, pedang Allah yang senantiasa terhunus. Maka sering, dengan kudanya ia membelah barisan musuh sendiri. Ia pedang Allah, maka tiga belas pedang patah di tangannya pada perang Mu’tah. Ia pedang Allah, yang memang hanya hafal sedikit ayat. Tetapi seluruh bagian tubuhnya yang penuh luka akan menjadi saksi dihadapan Allah, meski ia mati di ranjang. Ada Hudzaifah, pemegang rahasia-rahasia Rasulullah. Maka ialah intelejen paling gemilang dalam sejarah, yang duduk di hadapan Abu Sofyan, pemimpin musuh. Maka ketika pada Rasulullah manusia bertanya tentang amal-amal yang harus dilakukan, ia bertanya tentang laku-laku yang harus dijauhi. Ia, manusia yang lisannya tak bisa dipaksa berbicara, meski oleh Umar sahabatnya. Ia, pemegang rahasia-rahasia.

Ada lagi yang agung dalam gelar kematiannya. Hamzah penghulu syuhada, Ja’far pemilik dua sayap yang terbang kian kemari di surga, Abdullah bin Rawahah yang ranjangnya terbang menghadap Rabbnya. Sa’ad bin Mu’adz yang kenaikan ruhnya membuat ‘Arsyi Allah berguncang, dan Hanzhalah yang dimandikan malaikat.

Ada yang mulia dengan perbuatannya. Usaid bin Hudhair yang tilawahnya didengarkan malaikat, Ibnu Mas’ud yang qiraatnya seperti saat Al-Qur’an diturunkan, Abdurahman bin Auf yang diberkahi dalam shadaqah dan simpanannya, keluarga Abu Thalhah yang membuat Allah takjub, dan Ukasyah yang ingin bersentuh kulit dunia akhirat dengan Rasulullah.

Ada yang pernah berbuat dosa, tapi ia jujur! Ma'iz mengakui perzinaannya, meminta rajam untuk dirinya, sampai Rasulullah mengatakan, "Jika taubatnya dibagi untuk seluruh penduduk Madinah, niscaya mencukupi bagi mereka."

Mereka, manusia-manusia biasa yang istiqamah dengan potensi kebaikan yang dimilikinya. Kecenderungan-kecenderungan memang berbeda. Dan jadilah itu warna-warna. Ada canda yang mereka lakukan, sampai saling lempar semangka suatu ketika. Tapi periwayat hadits ini berkomentar, “Mereka adalah laki-laki dalam urusan-urusannya!” Ya, mereka tahu kapan saatnya lempar semangka, dan kapan saatnya lempar lembing untuk menegakkan agama Allah.

Alangkah indah hari-hari mereka. Mari kita berdoa, sebagai orang-orang yang datang sesudah mereka...

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hasyr 10)

Menjadi muslim adalah menjadi kain putih. Lalu Allah mencelupnya menjadi warna ketegasan, kesejukan, keceriaan, dan cinta, rahmat bagi semesta alam. Aku jadi rindu pada pelangi itu, pelangi yang memancarkan celupan warna Ilahi, wahai Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang..

(Dikutip dari buku, “Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim”, Salim A. Fillah, dengan sedikit perubahan)

Minggu, 22 Januari 2012

Sholat Istikharah yuk

Istikharah adalah perkara yang disyariatkan sebagaimana musyawarah juga disyariatkan, sebagaimana firman-Nya;

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

"Maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segenap perkara. Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.” (QS. Ali Imran 3: 159)

As-Sayyid Sabiq berkata: “Istikharah hanya disyariatkan pada masalah yang asal hukumnya mubah, adapun perkara yang wajib atau sunnah, maka sudah diketahui bahwa hal itu berakibat baik, diperintahkan untuk dilaksanakan dan berpahala. Demikian juga perkara yang haram dan makruh, maka hal itu sudah diketahui bahwa akibatnya buruk dan diperintahkan untuk meninggalkannya, serta diancam dengan adzab Allah. Dan sini kita mengetahui bahwa tidak disyari’atkan sholat Istikharah dalam perkara wajib, sunnah, haram dan makruh, karena semua itu telah jelas akibat baik dan buruknya”. (Dinukil secara bebas dari Fiqh as-Sunnah 1/199, demikian juga dikatakan oleh Salim bin ‘Ied al-Hilali dalam Bahjah an-Nadhirin Syarh Riyadh as-Sholihin, 2/43)

Shalat Istikharah boleh dilakukan untuk perkara wajib atau sunnah, tetapi bukan dilakukan untuk mencari akibat baik atau buruk dan perkara yang wajib atau sunnah tersebut (lantaran akibat dan perbuatan wajib dan sunnah sudah jelas baik, dan berpahala), hanya saja dilakukan seperti untuk menentukan waktu terbaik pelaksanaan perkara wajib, atau ingin mendahulukan yang terbaik dari beberapa perkara sunnah yang hendak ia lakukan.

Suatu contoh, seseorang yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan, maka ia tidak perlu beristikharah untuk menentukan apakah qadha’ puasa baginya baik atau buruk, karena sudah jelas hukum mengqadha’ puasa Ramadhan adalah wajib dan berpahala, tetapi ia dapat beristikhara apabila ragu menentukan kapan hari untuk mengqadha’ puasanya.

Tata Cara Istikharah
Dan Jabir bin Abdullah beliau berkata: “Nabi mengajari kami (shalat) istikharah dalam segenap perkara sebagaimana beliau mengajari kami surat-surat al-Qur’an”, beliau bersabda: “Apabila di antara kalian berkeinginan/bermaksud terhadap suatu perkara, hendaklah sholat sunnah dua rakaat bukan termasuk wajib, kemudian berdo'a:

اللَّهُمَّ إِنيِّ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ, وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ, وَأَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِي فيِ دِيْنيِ وَمَعَاشيِ وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ ليِ وَيَسِّرْهُ ليِ، ثُمَّ بَارِكْ ليِ فِيْهِ. وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ ليِ فيِ دِيْنيِ وَمَعَاشيِ وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنيِّ وَاصْرِفْنيِ عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِيَ اْلخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنيِ بِهِ

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Mahaagung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa. Engkau mengetahui sedang aku tidak mengetahui dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (hendaknya menyebutkan persoalannya) adalah baik untuk agamaku, kehidupanku, dan akibatnya terhadap diriku, di dunia atau akhirat, maka taqdirkanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini berbahaya bagiku dalam agama, kehidupanku dan akibatnya terhadap diriku, maka jauhkanlah persoalan tersebut dariku dan jauhkanlah aku darinya, taqdirkan kebaikan untukku di mana pun ia berada, kemudian berilah kerelaan-Mu kepadaku” (HR. al-Bukhari)


Apa yang Dilakukan Setelah Shalat Istikharah dan Bermusyawarah?
Imam Nawawi r.h. berkata (Perkataan Imam Nawawi (dinukil secara bebas) ini dinukil oleh Imam Syaukani dalam Nailul Author 2/298): “Setelah seseorang melakukan shalat Istikharah, sebaiknya dia menjalani apa yang dia rasakan lapang dadanya terhadap perkara tersebut baik meneruskan maksudnya atau meninggalkannya.”

Kemudian beliau melanjutkan perkataannya:

“Bagi orang yang hendak beristikharah hendaklah ia menghilangkan kecondongan hatinya terhadap suatu perkara sebelum melakukan solat dan do'a Istikharah, dan tidak selayaknya bersandar kepada adanya kecondongan hati sebelum istikharah, karena apabila ada kecondongan hati sebelum istikharah, lalu dia melakukan istikharah, berarti dia tidak beristikharah, karena istikharah dilakukan ketika bimbang dan meminta dipilihkan yang terbaik dari Allah untuknya.”

Boleh Mengulang Solat Istikhoroh dalam Satu Perkara
Ibnu Utsaimin berkata (Dinukil secara bebas dari Syarh Riyadhus Sholihin oleh Ibnu Utsaimin 2/515): “Setelah melakukan shalat dan do’a istikharah, apabila merasa lapang dadanya terhadap suatu perkara baik meneruskan atau meninggalkan, maka inilah yang diharapkan, tetapi apabila tetap bimbang dan tidak merasa lapang dadanya, maka dia boleh mengulangi solat dan do'a Istikharahnya ke dua kali, ke tiga kalinya, dan seterusnya, hal ini lantaran orang yang beristikharah adalah orang yang meminta petunjuk kepada Allah akan kebaikan yang akan dia lakukan sehingga apabila tidak jelas baginya kebaikannya atau tetap ragu maka dia boleh beristikharah berulang kali.”

Adakah Tanda-Tanda Dikabulkannya Permintaan?
Sebagian orang berkata: “Setelah melakukan shalat dan do'a Istikharah, maka akan datang petunjuk dalam mimpinya, maka diambil pilihan sebagaimana mimpinya,” oleh karena itu ada sebagian orang berwudhu’, lalu melakukan sholat dan doa istikharah, kemudian terus tidur (mengharap petunjuk datang melalui mimpi), bahkan sebahagian mereka menyengaja memakai pakaian berwarna putih (supaya bermimpi baik), semua ini hanyalah prasangka manusia (yang tidak ada dasarnya). (Lihat Bahjah an-Nadzirin Syarh Riyadhus Sholihin oleh Syaikh Salim bin led al-Hilali 2/44)

Jadi tidaklah benar anggapan bahwa petunjuk pasti datang lewat mimpi setelah shalat istikharah.

Demikianlah yang dapat dibentangkan dari beberapa penjelasan/keterangan para ulama tentang shalat Istikharah, mudah-mudahan kita mendapat petunjuk dari Allah sehingga kita dapat melangkah sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya dan mendapatkan yang terbaik dan sisi-Nya dengan jalan taat dan istiqomah di atas landasan-Nya, aamiin.

Wallahu'alam bishawab

Sabtu, 21 Januari 2012

Quthb Berbicara Padaku


Kata-kata itu bisa mati..
Kata-kata juga akan menjadi beku, meskipun ditulis dengan lirik yang indah atau semangat.
Kata-kata akan menjadi seperti itu bila tidak muncul dari hati orang yang kuat meyakini apa yang dikatakannya..

Dan seseorang mustahil memiliki keyakinan kuat terhadap apa yang dikatakannya, kecuali jika ia menerjemahkan apa yang ia katakan dalam dirinya sendiri, lalu menjadi visualisasi nyata atas apa yang ia katakan

(serasa Sayyid Quthb sedang berbicara padaku)

 


Dicopy dari kang di http://syu130990.blogspot.com/2009/11/quthb-berbicara-padaku.html

Rabu, 18 Januari 2012

Sulit, Mudah, Ridha-Nya..

satu waktu, sudah lama sekali
seseorang berkata dengan wajah sendu,
"alangkah beratnya.. alangkah banyak rintangan..
alangkah berbilang sandungan.. alangkah rumitnya.."

aku bertanya, "lalu?"
dia menatapku dalam-dalam, lalu menunduk
"apakah sebaiknya kuhentikan saja ikhtiar ini?"

"hanya karena itu kau menyerah, kawan?"
aku bertanya meski tak begitu yakin apakah aku sanggup
menghadapi selaksa badai ujian dalam ikhtiar seperti yang dialaminya.
"yah, bagaimana lagi? tidakkah semua hadangan ini pertanda
bahwa Allah tak meridhainya?"

aku membersamainya menghela nafas panjang
lalu bertanya, "andai Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
berpikir sebagaimana engkau menalar,
kan adakah islam di muka bumi?"
"maksudmu?", ia terbelalak

"ya, andai Muhammad berpikir bahwa banyak kesulitan berarti tak diridhai,
bukankah ia akan berhenti di awal-awal risalah?"

"ada banyak titik sepertimu saat ini,
saat Muhammad bisa mempertimbangkan untuk menghentikan ikhtiar.
mungkin saat dalam ruku'nya ia dijerat di bagian leher..
mungkin saat ia sujud lalu.. kepalanya disiram isi perut unta..
mungkit saat ia bangkit dari duduk lalu dahinya disambar batu..
mungkin saat ia dikatai gila, penyair, dukun, dan tukang sihir..
mungkin saat ia dan keluarga diboikot total di syi'b Abi Thalib..
mungkin saat ia saksikan sahabat-sahabatnya disiksa di depan mata..
atau saat paman terkasih dan istri tersayang berpulang..
atau justru saat dunia ditawarkan padanya; harta, tahta, wanita.."

"jika Muhammad berpikir sebagaimana engkau menalar,
tidakkah ia punya banyak saat untuk memilih berhenti?"

"tapi Muhammad tahu, kawan
ridha Allah tak terletak pada sulit atau mudahnya,
berat atau ringannya, bahagia atau deritanya,
senyum atau lukanya, tawa atau tangisnya"
"ridha Allah terletak pada
apakah kita mentaatiNya dalam menghadapi semua itu,
apakah kita berjalan dengan menjaga perintah dan larangNya
dalam semua keadaan dan ikhtiar yg kita lakukan.."
"maka, selama di situ engkau berjalan,
bersemangatlah, kawan..."

oleh Salim a fillah, DDU halaman 343-344

Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (ITB) 2012



Sistem penerimaan mahasiswa baru ITB tahun 2012 secara resmi telah disahkan oleh Rektor ITB Bapak Akhmaloka yang menyatakan bahwa ITB menerima 100% mahasiswa lewat jalur SNMPTN. Dasar peraturan ini adalah Peraturan Menteri No. 34 Tahun 2010 yang intinya adalah setiap PTN wajib mengunakan jalur SNMPTN 60%, dan sisanya sesuai kebijakan masing-masing PTN. SNMPTN pun akan dibagi menjadi 2 jenis SNMPTN, yaitu undangan dan tertulis. Mengenai pembagian jumlahnya secara jelas belum ditentukan secara pasti.

a. Penjelasan Mengenai SNMPTN Undangan
Pihak penyelenggara SNMPTN akan mengundang SMA ataupun pendidikan sederajat untuk mengikuti SNMPTN Undangan. Kepala Sekolah harus benar-benar memastikan bahwa SMA-nya sudah diundang. Proses undangan kepada setiap sekolah ini akan dimulai sekitar 20 Januari 2012, dan apabila belum diundang Kepala Sekolah bisa langsung menghubungi Panitia SNMPTN. Adapun syarat agar bisa diundang adalah minimalnya salah satu dari siswanya pernah mengikuti SNMPTN dan diterima. Rencananya, tanggal 1 Januari 2012 website SNMPTN akan dibuka di alamat www.snmptn.or.id.

Adapun kuota yang diberikan antara lain :

1. Sekolah terakreditasi A 50 % boleh mendaftar
2. Sekolah terakreditasi B 30-35 % boleh mendaftar
3. Sekolah terakreditasi C 20-25 % boleh mendaftar
4. Sekolah internasional 5 %

Tanggal 15 Januari 2012 diperkirakan akan launching informasi perihal SNMPTN 2012.

Selain itu, biaya untuk SNMPTN adalah:

1. SNMPTN Undangan : Rp175.000, 00
2. SNMPTN Tertulis
a. IPC lebih mahal
b. Non IPC lebih murah
Pembayaran dapat dilakukan melalui Bank Mandiri
Jalur undangan dibuka sekitar bulan Maret setelah itu baru dimulai ujian tertulis 31 Mei atau 1 Juni 2012.


Informasi Biaya ITB
Saat ini SK masih dimatangkan, mengenai masalah biaya kuliah aturannya berbeda tiap universitas. Bagi yang kurang mampu dapat meminta keringanan. Berkaitan dengan peraturan menteri 20 % total mahasiswa harus dari kalangan yang tidak mampu dan tidak boleh diskriminatif. Informasi tentang beasiswa (ITB memberikan beasiswa dalam jumlah yang besar):


-Bidik Misi tetap ada
Untuk jalur undangan biaya pendaftaran akan gratis, untuk mendaftar bidik misi harus langsung ke DIKTI bukan lagi ke Panitia SNMPTN. Apabila diterima maka akan mendapat PIN gratis. Misalkan sudah mendapat PIN gratis dan mendaftar SNMPTN undangan namun tidak diterima apakah ia boleh mengikuti SNMPTN tertulis dengan gratis? persoalan ini masih dibicarakan.


-Beasiswa yang lain
1. Ekonomi
2. Prestasi (Contoh: PPA = Beasiswa Peningkat Prestasi Akademik, Sponsor)

Perlu ditekankan, ITB TIDAK AKAN mengeluarkan mahasiswanya karena masalah keuangan, asalkan dikomunikasikan.


Sumber: http://masukitb.com/c/2717

Ayo semaangat kelas 3 nya, semoga dimudahkaaaaaan :)


"Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya" (QS. Ali 'Imran:159)

Ketika seseorang sudah berniat sungguh-sungguh, ikhlas, dan jujur kepada Allah atas niatnya, maka Allah akan menolongnya. Karena pertolongan Allah itu sebanding dengan kekuatan niat dan keyakinan atas pertolongan tersebut.

Dicopy dari notes Teh Nida Rosyidah, Biology ITB 2010.
Monday, 16 January 2012 at 20:09

Selasa, 17 Januari 2012

KulTwit @SalimAfillah: Suara Hati

NtMS: Note to My Self

1. Jangan berkata: “Dari mana aku mulai?”! Ketaatan padaNya adalah titik awal segala sesuatu. #NtMS

2. Jangan berkata: “Mana jalanku?”! Syari’at Allah adalah langkah-langkah yang bertabur cahaya. #NtMS

3. Jangan berkata: “Kapan & di mana kenikmatanku?”! Cukuplah surga Allah tempat rehat & berlezatmu. #NtMS

4. Jangan berkata: “Besok sajalah aku akan memulai!” Bisa jadi detik ini adalah akhir perjalananmu. #NtMS

5. Di detik-detik nan bising & riuh, mengambil jeda itu penting. Sepenting memberi spasi antar kata agar terbaca & memberi makna. #NtMS

6. Iman tak menjaminmu tuk selalu berlimpah & tertawa. Tapi ia menjaminmu merasakan lembut elusan cintaNya pada apapun dera nan menimpa. #NtMS

7. Melihat spion itu perlu. Tapi sesekali saja. Merenungi masa lalu itu niscaya. Tapi jangan sampai ia membelenggu langkah maju kita. #NtMS

8. RidhaNya tak terletak pada sulit/mudahnya, lapang/sempitnya, suka/dukanya. Ia ada pada ketaatan kita di semua warna & rasa hidup itu. #NtMS

9. Jika perintah Allah terasa berat bagi kita; cara membuat ia jadi ringan ialah dengan melaksanakannya. Hikmah & mudahnya kan menyusuli. #NtMS

10. Tiap orang akan mati di atas apa yang dia biasakan berhidup padanya. Maka sekecil apapun kebaikan sangat berharga tuk diistiqamahkan. #NtMS

NtMS: Note to My Self; berbagi suara hati yang isi nasehatnya lebih tepat ditelunjukkan ke muka sendiri:) @SalimAfillah

*)dikutip dari http://twitter.com/#!/salimafillah

Senin, 16 Januari 2012

You'll Be In My Heart


Ini lagu dari Phil Collins yang jadi Movie Theme Songs film Tarzan (Disney Version)
Agak berbau galau tapi makna & liriknya dalem banget!

You'll Be In My Heart - Phil Collins

Come stop your crying
It will be all right
Just take my hand
Hold it tight

I will protect you
From all around you
I will be here
Don't you cry

For one so small,
You seem so strong
My arms will hold you
Keep you safe and warm
This bond between us
Can't be broken
I will be here
Don't you cry

[Chorus]
'Cause you'll be in my heart
Yes, you'll be in my heart
From this day on
Now and forever more

You'll be in my heart
No matter what they say
You'll be here in my heart, always

Why can't they understand
The way we feel?
They just don't trust
What they can't explain
I know we're different but,
Deep inside us
We're not that different at all

[Repeat Chorus]

Don't listen to them
'Cause what do they know?
We need each other
To have, to hold
They'll see in time
I know

When destiny calls you
You must be strong
I may not be with you
But you've got to hold on
They'll see in time
I know
We'll show them together

[Repeat Chorus]

Oh, you'll be in my heart (You'll be here in my heart)
No matter what they say (I'll be with you)
You'll be here in my heart,
I'll be there always
Always

I'll be with you
I'll be there for you always
Always and always
Just look over your shoulder
Just look over your shoulder
Just look over your shoulder
I'll be there always

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label