Minggu, 13 Maret 2011

Perjalanan Hikmah

Ditemani semilir angin pagi di Bandung atas dan kicau burung kecil yang saling sahut-menyahut pertanda mentari kan segera datang.

***

Kali ini sy ingin berbagi cerita tentang perjalanan hidup manusia.

Kisah perjalanan manusia memang sangat beragam seperti warna pelangi yang menghiasi langit setelah turunnya hujan.

Merah, Jingga, Kuning, Hijau, dan warna-warna lainnya saling melengkapimembentuk panorama indah nan agung.

Secuil cerita di satu hari akan menjadi kepingan puzzle yang melengkapi perjalanan di dunia ini.

Begitu pun dengan cerita di malam kemarin. Saat sy bersama beberapa sahabat pergi ke sebuah tempat, Punclut namanya.

Punclut adalah salah satu puncak bukit terindah untuk melihat pemandangan kota Bandung.

Perjalanan menuju Punclut bagai untaian hikmah yang merefleksikan kehidupan.

Tempatnya yang memang sebuah puncak bukit menjadikan kami harus mendaki untuk mencapainya.

Walaupun kami hanya duduk dan memegang pedal gas, sangat kami rasakan bagaimana beratnya perjuangan motor yang kami kendarai untuk sampai ke atas.

Tanjakan dan tikungan seakan tak pernah berhenti menghiasi perjalanan ini. Bagaikan musibah
yang tak pernah berakhir (lebay.. Haha)

Satu-satunya cara untuk bertahan dari masalah adalah menikmatinya dengan rasa syukur dan sabar.

Karena syukur adalah titik tumbuh segala kebaikan dan sabar adalah titik luruh segala kesulitan.

Dan akhirnya kami dapat mencapai Puncak Cimbuleuit, Punclut!


Taukah kamu? Sungguh panorama Bandung di malam hari yang sangat indah menjadi hadiah untuk kami karena telah melewati medan yang curam dan berliku. Segala kesulitan yang menghiasi di perjalanan awal seakan sirna setelah kami melihat pemandangan ini.

Bandung bagaikan langit kedua yang berhiaskan bintang saat langit yang sebenarnya kemarin hanya berhiaskan bulan.

Setelah keindahan kami rasakan, kemudahan kami dapati. Perjalanan pulang hanya menurun dan motor kami tak perlu bersusah payah menuju ke kaki bukit, Lembang.

Hari ini kami belajar bahwa kesulitan tak akan menjadi beban ketika kita menikmati kesulitan dengan rasa syukur dan sabar.

Dan sungguh setelah kesulitan itu ada kemudahan.

Sungguh setelah kesulitan itu ada kemudahan..

***

Faishal Aziz's house,
March 13, 2011 ; 06.00

Tidak ada komentar:

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label