Jumat, 31 Desember 2010

Dua Belas Jenis Cinta Manusia

Cinta adalah salah satu kebutuhan emosional manusia. Laki-laki ataupun perempuan pasti membutuhkannya. Jenis cinta ini ada bermacam-macam. Sekurang-kurangnya ada dua belas jenis cinta yaitu :
1. perhatian,
2. pengertian,
3. hormat,
4. kesetiaan,
5. penegasan,
6. jaminan,
7. kepercayaan,
8. penerimaan,
9. penghargaan,
10. kekaguman,
11. persetujuan,
12. dukungan.

Nah, dalam praktiknya kaum laki-laki dan perempuan masing-masing mempunyai kebutuhan yang khas dan sama-sama penting. Kaum perempuan terutama membutuhkan jenis cinta dari 1 sampai 6 dan kaum laki-laki membutuhkan jenis cinta dari 7 sampai 12.

Tentunya setiap laki-laki dan perempuan pada akhirnya membutuhkan kedua belas jenis cinta itu. Mengakui keenam jenis cinta yang dibutuhkan kaum perempuan bukan berarti kaum laki-laki ga butuh jenis-jenis cinta ini. Kaum laki-laki juga butuh perhatian, pengertian, rasa hormat, kesetiaan, penegasan, dan jaminan. Jadi yang dimaksud masing-masing gender butuh enam jenis cinta itu adalah kebutuhan primernya, sedangkan jenis cinta lainya adalah kebutuhan sekunder.

Dengan kita tahu kebutuhan masing-masing gender. Maka hubungan interaksi antara laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, atau laki-laki dengan perempuan dapat berjalan baik tanpa ada konflik di dalamnya.


Berikut penjabaran jenis-jenis cinta tadi :


1. Perempuan membutuhkan Perhatian, Laki-laki membutuhkan Kepercayaan.

Saat seseorang (laki-laki maupun perempuan) bisa memperlihatkan minat kepada perasaan-perasaan seorang perempuan dan menunjukan kepedulian, maka si perempuan akan merasa dicintai dan diperhatikan. Sementara untuk laki-laki, bila seseorang (laki-laki maupun perempuan) menunjukan sikap terbuka dan mudah menerima terhadap seorang laki-laki, maka si laki-laki itu merasa dipercaya. Mempercayai laki-laki berarti meyakini bahwa ia bisa melakukan yang terbaik bagi pekerjaannya ataupun apa yang dilakukannya.


2. Perempuan membutuhkan Pengertian, Laki-laki membutuhkan penerimaan.

Bila seseorang dapat mendengarkan tanpa menghakimi, melainkan dengan empati terhadap seorang perempuan yang sedang mengungkapkan perasaan-perasaannya, perempuan itu merasa didengarkan dan dipahami. Sikap penuh pengertian bukan berarti mengetahui pikiran atau perasaan seseorang, melainkan berusaha mengumpulkan makna-makna dari apa yang didengar, dan bergerak untuk membenarkan apa yang disampaikan. Semakin terpenuhi kebutuhan si perempuan untuk didengarkan dan dimengerti, semakin mudah baginya untuk menerima orang lain. Bila seseorang dengan penuh cinta menerima seorang laki-laki tanpa berusaha mengubahnya maka si laki-laki itu merasa diterima. Karena laki-laki memiliki sifat dasar ga suka untuk diperbaiki, dikritiki, atau dianggap tidak memiliki kemampuan oleh orang lain. Setelah merasa diterima, lebih mudah bagi laki-laki untuk mendengarkan dan membangun kepercayaan. Hubungan pun dapat harmonis.


3. Perempuan membutuhkan Rasa Hormat, Laki-laki membutuhkan Penghargaan.

Seorang perempuan akan merasa dihormati bila orang lain menanggapinya dengan mengakui dan mengutamakan hak-hak, harapan, suara, aspirasi, dan kebutuhan-kebutuhannya. Bila orang lain mempempertimbangkan pikiran-pikiran dan perasaan si perempuan, maka ia pasti akan merasa dihormati. Dan bagi laki-laki, saat orang lain mengakui telah menerima manfaat dari usaha-usaha dan tingkah lakunya, laki-laki akan merasa dihargai. Penghargaan merupakan reaksi alami terhadap perasaan didukung. Setelah merasa dihargai, laki-laki tahu usahanya ga sia-sia. Dengan begitu ia akan terdorong untuk memberi lebih banyak dan lebih bersemangat untuk melakukan yang lebih baik lagi.


4. Perempuan membutuhkan Kesetiaan, Laki-laki membutuhkan Kekaguman.

Perempuan akan merasa istimewa bila orang lain di sekitarnya selalu ada untuk mendukung dan menemaninya dalam suka maupun duka. Dan kesetiaan memang hal yang penting bagi seorang Perempuan. Bagi laki-laki, ia akan merasa istimewa saat ia dikagumi. Keberadaannya dianggap penting oleh orang-orang disekitarnya. Ia akan merasa dicintai jika orang lain mengakui kehebatannya, keunggulannya, dan kerja kerasnya. Sehingga ia merasa dikagumi.


5. Perempuan membuhkan Penegasan, Laki-laki membutuhkan Persetujuan.

Perempuan ga suka digantung! (bukan pake tali gitu ya. Hhe). Ia butuh ketegasan terhadap suatu ketidakpastian. Sedangkan laki-laki butuh persetujuan. Sikap menyetujui berarti mengakui alasan-alasan baik di balik apa yang ia lakukan.


6. Perempuan perlu Jaminan, Laki-laki butuh Dorongan.

Seorang perempuan akan merasa terjamin saat orang-orang disekitarnya memberikan rasa aman dan nyaman baginya. Hingga ia tak merasa ragu pada orang lain. Dan Laki-laki akan merasa didorong saat seseorang mendukung, membesarkan hatinya, percaya kemampuannya, menerima, menghargai, mengagumi, dan menyetujuinya.


Akhir kata, baik Laki-laki maupun Perempuan akan menampilkan sisinya yang terbaik saat kebutuhan cinta mereka terpenuhi.

Ingin Mati Syahid dan Masuk Surga

Seorang sahabat Rasulullah saw yang baru masuk Islam ikut berperang bersama beliau. Seusai memenangkan peperangan, Rasulullah saw membagi-bagikan harta rampasan perang kepada para pejuang. Orang itu memperoleh bagiannya, dan dengan perasaan terheran-heran dia bertanya pada Rasulullah saw

"Mengapa aku harus menerima bagian harta ini? Bukan untuk ini aku berjihad, melainkan aku ingin sebuah anak panah menembus leherku ini (sambil menunjuk bawah tenggorokannya) lalu aku mati syahid dan masuk surga."

Dalam peperangan berikutnya dia juga ikut serta. Seusai perang Rasulullah saw bertanya-tanya tentang orang itu, yang ternyata telah gugur. Kemudian Rasulullah saw mendatangi mayatnya dan melihat sebuah anak panah menembus persis di bagian leher yang pernah ditunjukannya kepada beliau. Dengan sangat terharu Rasulullah saw bersabda,

"Berbahagialah dia yang telah menginginkan mati syahid dan masuk surga, dan kini dia telah memperolehnya."

Kamis, 30 Desember 2010

Kita Pejuang

Waktu berlalu tinggalkan masa lalu.
Waktu beranjak dan terus menginjak.
Ia menggilas para pemalas.
Menendang para pecundang.

Tetapi tidak untuk pejuang.
Yang akan terus berlari menantang gelombang.
Mewarnai dunia dengan cinta dan iman.
Ya, Itulah kita kawan.

Sedetik lagi tahun akan berganti.
Kalender pun diperbaharui.
Tak terasa semua ini.
Putih Abu akan segera kita lewati.

Sudah banyak goresan luka.
Sudah banyak lukisan canda.
Tawa, asa, dan rasa.
Semua pernah kita lalui bersama.

Rasanya aku akan merindukan semua ini.
Ya, itu pasti.
Pada suatu saat nanti.
Semoga engkau merasakan hal yang sama.
Pejuang..

Rabu, 29 Desember 2010

Manusia Punya Rencana | Allah Punya Kuasa

Allah tidak selalu mengabulkan apa yang aku inginkan..

Tapi Allah selalu memberikan apa yang aku butuhkan..

Ia Maha Tahu apa yang terbaik bagi hambaNya..

Selasa, 28 Desember 2010

Menyentuh Kalbu

Ini adalah lagu dari Al Ghinat berjudul Muhasabbah. Syairnya sangat menyentuh dan penuh makna. Setiap kata, kalimat, dan bait lagu ini memiliki nilai nasihat dan bisa dijadikan sebagai pengiring muhasabah diri.

Berkali-kali lagu ini bisa menggetarkan kalbu orang-orang yang mendengarnya. Bahkan ada yang sampai tak sadarkan diri karena perpaduan untaian nada dan flow evaluasi saat Diklat PMR di Cikole, Lembang di hari ini.


Silahkan di play..


Sinar mentari kian memudar
Lembayung senjapun makin merona
Membias indah kewajah rembulan
Yang malu-malu menatap sang malam
Untaian bintang berkelip benderang
Menghias angkasa yang gelita
Kucoba arungi malam yang sunyi
Didalam dzikir hatiku padaNya

Ya Allah ini malammu telah singgah
Kedalam hati hambamu yang resah
Ya Allah lukisan malammu nan megah
Iringi daku sujud bermuhasabah

Sinar mentari bersinar lagi
Menyapa kilauan si embun pagi
Kicau kenari sapa melati
Menjadi melodi warnai hari
Langit biru berhiaskan awan
Mengajak sang surya beranjak terang
Hangat sinarnya beri harapan
Tuk isi hari yang tlah Kau beri

Ya Robbi, siangMu kini kembali
Kan kucari rizki dan taqwa diri
Ya Robbi, kini kian aku sadari kebesaranmu
Di malam dan siang hari

Ya Allah ini malammu telah singgah
Kedalam hati hambamu yang resah
Ya Allah lukisan malammu nan megah
Iringi daku sujud bermuhasabah

Jumat, 24 Desember 2010

Dunia | Akhirat

Pernah ku membaca hadis yang menjelaskan tentang akibat tujuan manusia. Seorang manusia yang hidup didunia ini selalu berhadapan dengan dua pilihan. Fokus pada Akhirat atau fokus pada Dunia.

Inilah bunyi hadis itu :

"Barangsiapa yang Akhirat menjadi tujuannya maka Allah akan menjadikan hatinya selalu merasa puas (dengan apa yang diperolehnya).

Dan Allah akan mengumpulkan segala urusannya yang tercerai-berai, hingga Ia pun memandang hina segala keduniaan yang dimilikinya.

Adapun siapa saja yang Dunia menjadi tujuannya maka Allah akan menjadikan kebutuhannya tidak pernah tercukupi.

Dan Allah akan mencerai-beraikan urusannya, sedang Ia tidak akan mendapatkan keduniaan, melainkan apa yang telah ditakdirkan baginya."

HR At-Tirmidzi

Sungguh rugi jika kita menjadikan Dunia sebagai tujuan. Mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, anak, rumah, dan kesenangan hidup dunia lainnya.

Tapi bukan berarti karena tujuan kita adalah kebahagiaan di Akhirat, kita malah melupakan Dunia.
QS Al Qassas : 77

Karena kita harus Adil menempatkan keduanya. Tapi adil bukan berarti sama rata. Adil itu menempatkan sesuatu sesuai porsinya. Adil pada Dunia dan Akhirat itu dimana kita hidup didunia dengan sebaik-baiknya usaha untuk mempersiapkan bekal amal shaleh guna kebahagiaan kita di Akhirat kelak.

Karena manusia hidup di Dunia hanya untuk beribadah..
QS Ad-Dzariat : 56
Bekerja karena Allah adalah ibadah.
Belajar karena Allah adalah ibadah.
Bermain bola karena Allah adalah ibadah.
Duduk di depan komputer karena Allah pun ibadah.

Asal landaskan semuanya hanya untuk Allah.
Niatkan dalam hati untuk ibadah pada Allah.

Akhir kata.
Ayo kita menggapai Akhirat!
Ayo kita tundukan Dunia!



-ditutup dengan sebuah do'a-

Ya Rabb..
Jadikanlah dunia ada dalam genggaman tanganku..
Jangan Engkau letakan dunia di hatiku..
Amin.

Kamis, 23 Desember 2010

Sedikit Cerita Hati

Tak akan mungkin malam selamanya gelap dan Tak akan mungkin langit selamanya cerah


Hari ini adalah hari pembagian rapor, dan memang acara pembagiannya sudah selesai. Dan Alhamdulillah hasilnya tidak terlalu mengecewakan, hanya pelajaran bahasa dan sejarah yang nilainya pas-pasan. Pembagian rapor kali ini tidak ada pengumuman urutan peringkat ranking. Jadi kita ga tau posisi kita sekarang lebih baik atau ngga. Tapi itu ga terlalu penting lah, selama kita terus belajar dengan baik kita ga usah kecewa dengan peringkat turun. Mungkin karena kita yang kurang keras belajarnya atau teman-teman kita yang belajar dengan lebih baik dibandingkan kita.
Pasti semuanya sudah diatur olehNya.


Tapi ada sesuatu yang masih sangat mengganjal dipikiran ini. Sesuatu yang karenanya hati ini jadi ga tenang. Seakan-akan terus menghantui dan terus terbayang.


Aku merasa telah mengecewakan mereka..
Kawan-kawan seperjuanganku.


Rencana yang telah disusun dengan rapi ternyata tidak berjalan sesuai harapan. Meskipun kita tau memang mimpi tak selalu jadi kenyataan. Tapi hal ini seakan menjadi beban pikiran. Mestinya aku bisa lebih adil tentang hal ini. Tidak mendzalimi satu pihak maupun pihak yang lain.

Maafkan aku kawan..
Sungguh jika engkau merasa kecewa.
Maka memang enggau pantas untuk kecewa.
Biarlah hal ini menjadi pelajaran untuk kita bersama..


Sekali lagi, maaf..

Rabu, 22 Desember 2010

Kabulkanlah ya Rabb

Besok adalah hari pembagian rapor ku di SMA. Tepatnya rapor di kelas XII semester pertama.


Aku adalah salah satu dari 42 orang penghuni kelas XII IPA 2 SMA Negeri 3 Bandung. Bagi rapor memang bukan hal yang asing. Setiap akhir semester pasti ada kegiatan ini yang biasanya jadi ajang silaturahim (baca : ngerumpi bareng) ibu-ibu dan bapak-bapak orang tua siswa. Pertemuan yang biasanya tiap orang tua saling bertukar cerita tentang anaknya masing-masing. Kalau orang tua udah pada kumpul, suasana kelas jadi rame deh. Serasa lagi arisan. Hehe


Berada di dalem kelas dan lingkungan sekolah lagi mungkin telah membangkitkan semangat muda mereka. Semangat sekali tiap orang tua menceritakan kehidupan anak-anaknya. Sepertinya besok suasana arisan itu bakal terulang deh. Haha. Gapapa, tetep ramai tetep asik kok.


Tapi kalau hasil rapor kita agak-agak bikin miris, ya... Itulah yang bikin ga asik. Ya, semoga besok aku dapat hasil yang tidak mengecewakan. Amin ya rabb..


Rasanya di kelas XII ini memang terasa berbeda suasana belajarnya. Lebih banyak belajar mata pelajaran khususnya yang akan diujiankan di test-test masuk perguruan tinggi. Apalagi mata pelajaran eksak. Tiap siswa pasti ngga mau ketinggalan buat belajar. Makin cepat mengerti maka makin baik. Jadi soal-soal test USM, SMUP, SIMAK, UAN, sampai SNMPTN bisa dikerjakan dengan baik.


Di kelas XII semua siswa serius belajar. Berbeda dengan suasana saat kelas X dan XI yang cenderung sebagian siswa masih disibukan dengan ekskul, lomba, dan main. Sedikit yang punya semangat belajar seperti kelas XII. Baru biasanya di kelas XII, siswa kelas XI langsung tancap gas mengejar materi yang tertinggal atau belum dikuasai di kelas XII.


Semangat belajar tiap siswa kelas XII makin besar artinya kompetisi perebutan ranking pun semakin ramai.


Dikelas XII ini minimal aku harus bisa mempertahankan posisi ranking. Harus bisa lebih baik dari ranking saat kelas XII semester dua. Jangan sampai turun peringkatnya.


Semoga esok hari jadi hari yang membahagiakan..


Ya Rabb..
Jadikanlah aku termasuk orang-orang yang beruntung..
Yang hari ini lebih baik dari kemarin..
Dan hari esok lebih baik dari hari ini..

Jangan jadikan aku termasuk orang-orang yang merugi..
Yang hari esok sama atau bahkan lebih buruk dari hari ini..


Kabulkanlah ya Rabb..
Sungguh kuasa hanya ada padaMu..
Dan Hanya Engkaulah pengabul permohonan..

Amin..

Berpacu dengan Waktu

Perjalanan hidup manusia memang berliku. Setiap saat ada senangnya ada juga dukanya. Seiring berjalannya waktu, dia ga akan nunggu kita seandainya kita ga mampu berpacu dengan waktu. Kita akan ditinggalkan waktu tanpa adanya perubahan diri ke arah yang lebih baik. Begitulah keadaan manusia saat tak bisa memanfaatkan waktu..

Dan aku pun merasakan gimana rasanya berpacu dengan waktu. Di Sekolah Menengah Atas yang sekarang aku tempuh. Semuanya bagaikan mimpi. Karena sangat cepat waktu berjalan. Ga kerasa hanya hitungan beberapa bulan lagi aku dan teman-teman angkatanku akan segera meninggalkan bangku kelas sekolah.

Satu kepastian untuk waktu. Ia tak akan kembali dan Ia tak akan menunggu.
Ia akan terus berjalan sampai habisnya jatah waktu kita.

Jadi sebelum waktuku terhenti. Aku ingin mengukir kebaikan sebanyak mungkin sebagai bekal amal yang akan menemani di saat kesendrian akan menghampiri di gelapnya kubur.

Semoga aku bisa terus berpacu dengan waktu. Dan Allah meneguhkanku agar selalu bisa bersama para pejuang penakluk waktu.

Minggu, 21 November 2010

Insya Allah



Beberapa penduduk Mekkah datang ke Nabi Muhammad saw. bertanya tentang ruh, kisah ashabul kahfi dan kisah Dzulqarnain. Nabi menjawab, "Datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan." Keesokan harinya wahyu tidak datang menemui Nabi, sehingga Nabi gagal menjawab hal-hal yang ditanyakan. Tentu saja "kegagalan" ini menjadi cemoohan kaum kafir.

Saat itulah turun ayat dari Allah menegur Nabi,

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu : "Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut) Insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhan-Mu jika kamu lupa dan katakanlah "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini."

QS Al Kahfi [18] : 23-24

Kata "Insya Allah" berarti "jika Allah menghendaki". Ini menunjukkan bahwa kita tidak tahu sedetik ke depan apa yang terjadi dengan kita. Kedua, hal ini juga menunjukkan bahwa Manusia punya rencana, Allah punya kuasa. Dengan demikian, kata "insya Allah" menunjukkan kerendahan hati seorang hamba sekaligus kesadaran akan kekuasaan ilahi.

Dari kisah di atas kita tahu bahkan Nabi pun mendapat teguran ketika lupa mengucapkan insya Allah.

Sayang, sebagian diantara kita sering melupakan peranan dan kekuasaan Allah ketika hendak berencana atau mengerjakan sesuatu. Sebagian diantara kita malah secara keliru mengamalkan kata "insya Allah" sebagai cara untuk tidak mengerjakan sesuatu. Ketika kita diundang, kita menjawab dengan kata "Insya Allah" bukan dengan keyakinan bahwa Allah yang punya kuasa tetapi sebagai cara berbasa-basi untuk tidak memenuhi undangan tersebut. Kita rupanya berkelit dan berlindung dengan kata "Insya Allah". Begitu pula halnya ketika kita berjanji, sering kali kata "insya Allah" keluar begitu saja sebagai alat basa-basi pergaulan.

Yang benar adalah, ketika kita diundang atau berjanji pada orang lain, kita ucapkan "insya Allah", lalu kita berusaha memenuhi undangan ataupun janji itu dengan sungguh-sungguh. Bila tiba-tiba datang halangan seperti sakit, bencana, dan lainnya sehingga kita benar-benar tidak mampu memenuhi undangan ataupun janji itu, maka disinilah letak kekuasaan Allah. Disinilah baru berlaku makna "insya Allah".

Manusia punya rencana, Allah punya kuasa

Armidale, 3 Juni 1998

Nadirsyah Hosen

dengan perubahan

Selasa, 16 November 2010

Kasih Allah

Peristiwa ini dialami oleh Dzunun Al Misri. Suatu hari pakaian Dzunun Al Misri kotor
dan ingin segera mencucinya. Maka pergilah ia kesungai Nil untuk maksudnya itu.
Tengah asyik-asyiknya ia mengucek ( mencucui ) pakaian, ia melihat ada seekor
kalajengking besar dibatu-batu, dekat dengan tempat diamana ia duduk.
Kalajengking ini telah siap menyengat daging tubuhnya, membuat Dzunun makin
panik ketakutan.

Ditengah rasa cemasnya itu, berdoa`lah Dzunun kepada Allah. Ia memohon kiranya
Allah S.W.T mau melindungi dirinya dari sengatan hewan itu.Doa`nya didengar Allah
S.W.T. Tiba-tiba sang kalajengking tersebut berbalik dan menjauhi dirinya.
Kalajengking terus bergerak menyusuri tepian sungai. Dzunun tertarik perilaku
hewan ini. Maka diikutilah kemana perginya kalajengking oleh Dzunun.
Kalajengking bergerak mendekati pepohonan rindang. Waktu Dzunun berada dekat
tempat itu, ia terkejut karena disana, dibawah pohon tersebut, sedang terbaring
seorang pemuda.

Dari posisi dan cara berbaringnya pemuda itu, tidak sulit untuk ditebak, ia adalah
pemuda yang sedang mabuk berat. Sepertinya saja ia memerlukan untuk berbaring
seperti itu saking beratnya mabuk yang ia alami. Kalajengking telah berada sangat
dekat dengan pemuda itu. Melihat itu Dzunun jadi merasa amat khawatir, janganjangan
sikalajengking akan menyengat sipemuda. Kalau itu terjadi, maka ia akan
mati karena racun hewan ini.

Ditengah kecemasannya, Dzunun lebih terperanjat lagi. Betapa tidak, dekat
sipemuda mabuk itu malah terdapat seekor ular yang tidak kalah besar dan
berbahayanya dengan sikalajengking. Ular itu juga tengah siap untuk mematuk
sipemuda.

Bagaimana kejadian selanjutnya ? Matikah pemuda itu dipatuk oleh ular dan
disengat oleh kalajengking itu ? Peristiwa luar biasa terjadi. Ternyata sikalajengking
dengan merayap perlahan-lahan mendekati kepala ular. Setelah dekat, melompatlah
ia mendapati kepala ular dan seketika itu pula ular tersebut disengatnya, sehingga
terkapar dan sesaat kemudian mati karena racun ganas sikalajengking.
Selesai menyengat ular, kalajengking berjalan menjauh, meninggalkan bangkai ular
beserta tubuh sang pemuda yang sedang terbaring karena mabuk itu. Kalajengking
terus bergerak menyusuri tepian sungai kembali dan Dzunun terus mengikutinya
juga dari belakang. Setelah kalajengking jauh, Dzunun kembali ketempat sipemuda
mabuk terbaring tadi.

Kemudian bersyairlah ia ;
Wahai orang yang sedang kelelapan. Yang Maha Agung selalu menjagakan. Dari
setiap kekejian yang menimbulkan kesesatan, mengapa sampai sipemilik mata
ketiduran ?

Padahal, mata itu dapat mendatangkan berbagai kenikmatan.
Syair Dzunun ternyata membuat sipemuda mabuk terjaga.Setelah sipemuda sadar,
maka Dzunun menceritakan kepadanya peristiwa yang ia saksikan tadi.

Pemuda itu mendengarkan penjelasan Dzunun dengan cermat. Ia merenungkan
kejadian itu dalam-dalam. Kalbunya tersadar dan bertaubatlah ia kepada Allah
S.W.T. Sipemuda menyadari, bahwa betapa Pengasihnya Allah kepada setiap
hamba-Nya.

Bahkan itu tak terkecuali kepada pemabuk seperti dirinya, Allah masih
memberikan perlindungan dan memberi kesempatan baginya untuk bertaubat.

Anugerah Terindah Milik Kita

Ringkih dan renta karena ditelan usia, namun tampak tegar dan bahagia. Ikhlas, memancarkan selaksa cinta penuh makna yang membias dari guratan keriput di wajah. Tiada yang berubah sejak saat dalam buaian, hingga sekarang mahkota putih tampak anggun menghiasinya. Dekapannya pun tak berubah, luruh memberikan kenyamanan dan kehangatan.

Jemari itu memang tak lagi lentik, namun selalu fasih menyulam kata pinta, membaluri sekujur tubuh dengan do'a-do'a. Kaki tampak payah, tak mampu menopang tubuhnya. Telapak tempat surga itu pun penuh bekas darah bernanah, simbol perjuangan menapak sulitnya kehidupan.

Ibunda...
Adakah saat ini kita terenyuh mengenangkannya? Ia adalah sebuah anugerah terindah yang dimiliki setiap manusia. Sejak dalam rahim, betapa cinta itu tak putus-putusnya mengalirkan kasih yang tak bertepi. Hingga kerelaan, keikhlasan dan kesabaran selama 9 bulan pun bagai menuai pahala seorang prajurit yang sedang berpuasa, namun tetap berperang di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Polesannya adalah warna dasar pada diri kita. Menggores sebuah kanvas putih nan suci, hingga tercipta lukisan Yahudi, Musyrik atau Nasrani. Namun, goresan yang diselimuti untaian ayat suci Al Qur'an, zikir, tasbih serta tahmid, tentu akan melahirkan syakhsiyah Islamiyah (kepribadian Islam) pada jiwa. Ibunda pun berharap tercipta jundullah (tentara Allah) dari sebuah madrasah keluarga.

Selaksa cinta ibunda yang dibaluri tsaqofah Islamiyah (wawasan keislaman) telah menyemai banyak pahlawan Islam. Teladan Asma' binti Abu Bakar Ash-Shidiq melahirkan pahlawan Abdullah bin Zubair, yang dengan cintanya masih berdoa agar dirinya tidak mati sebelum mengurus jenazah anaknya yang disalib Hajaj bin Yusuf, antek Bani Umaiyah. Polesan warna seorang ibunda, Al Khansa, melahirkan putra-putra kebanggaan Islam yang berani dan luhur akhlaqnya, hingga satu persatu syahid pada perang Qodisyiah. Di sela kesedihannya, ibunda masih berucap, "Alhamdulillah... Allah telah mengutamakan dan memberikan karunia padaku dengan kematian anak-anakku sebagai syuhada. Aku berharap semoga Allah mengumpulkan aku dengan mereka dalam rahmat-Nya kelak."

Banyak... sungguh teramat banyak cinta ibunda yang melahirkan kisah-kisah teladan. Yatim seorang anak pun tidaklah menghalangi ibunda untuk merangkai sejarah dengan tinta emas, terbukti dengan mekar harumnya para mujtahid Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hambal serta Imam Bukhari. Didikan ibunda mereka telah mampu mendidiknya hingga menjadi anak-anak yang gemar menuntut ilmu tanpa kenal lelah, bahkan mandiri dalam kemiskinan.

Kita mungkin dilahirkan dari rahim seorang perempuan biasa. Bahkan kita pun tidak dilahirkan untuk menjadi seorang pahlawan. Namun, ibunda kita dan mereka adalah sama, sebuah anugerah terindah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Saat dewasa, tapak kaki telah kuat menjejak tanah dan tangan pun terkepal ke angkasa, masihkah selalu ingat ibunda? Cita-cita telah tergenggam di tangan, popularitas, kemewahan hingga dunia pun telah takluk menyerah kalah, tunduk karena ketekunan, jerih payah serta kerja keras tiada hentinya. Haruskah sombong dan angkuh hingga kata-kata menyakitkan begitu gampang terlontar?

Duhai jiwa, sekiranya engkau sadar bahwa tanpa do'a ibunda, niscaya semua masih angan-angan belaka.
Astaghfirullah... ampuni diri ini ya Allah.

Duhai ibunda...
Maafkan jika mata ini pernah sinis memandang, dan lidah yang pernah terucap kata makian hingga membuat luka hatimu. Maafkanlah pula kalau kesibukan menghalangi untaian do'a terhatur untukmu. Ampuni diri ananda yang tak pernah bisa membahagiakanmu, ibunda.

Sungguh, jiwa dan jasad ini ingin terbang ke angkasa lalu luruh di pangkuan, mendekap tubuh sepuh, serta menangis di pangkuanmu. Hingga terhapuskan kerinduan dalam riak anak-anak sungai di ujung mata. Rengkuhlah ananda dengan belai kasih sayangmu bagai masa kecil dulu. Mengenangkan indahnya setiap detik dalam rahimmu dan hangatnya dekapanmu. Buailah dengan do'a-do'a hingga ananda pun lelap tertidur di sampingmu.

Duhai ibunda...
Keindahan dunia tak akan tergantikan dengan keindahan dirimu.
Sorak-sorai pesona dunia pun tak dapat menggantikan gemuruh haru detak jantung saat engkau memelukku.
Indah... semua begitu indah dalam alunan cintamu, menelisik lembut, membasahi lorong hati dan jiwa yang rindu kasih sayangmu.

Duhai ibunda...
Bukakanlah pintu ridhomu, hingga Allah pun meridhoiku.

Wallahua'lam bi showab.

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Memohon Nafkah

Fadlan datang kepada seorang kyai di kampungnya. Ia merasa bingung. Sudah banyak
cara telah ia tempuh, namun rezeki masih tetap sulit ia cari. Kata orang, rezeki itu bisa datang sendiri, apalagi kalau sudah menikah. Buktinya, sudah 3 tahun ia menikah dan dikarunia dua orang anak, ia masih tetap hidup luntang-lantung tak menentu.

Benar, keluarganya tidak pernah kelaparan sebab tidak ada makanan. Namun kalau
terus-terusan hidup kepepet dan tidak punya pekerjaan, rasanya tidak ada kebanggaan diri.
Ia pun datang kepada Kyai Ahmad untuk minta sumbang saran. Kalau boleh sekaligus
minta do’a dan pekerjaan darinya. Terus terang, ia sendiri kagum dengan sosok Kyai Ahmad
yang amat bersahaja. Tidak banyak yang ia kerjakan, namun dengan anak 9 orang, sepertinya
mustahil bila ia tidak pusing memikirkan nafkah keluarga. Tapi nyatanya, sampai sekarang
Kyai Ahmad tetap sumringah di mata Fadlan. Tidak pernah ia lihat Kyai Ahmad bermuka
muram seperti dirinya. Makanya hari itu, Fadlan datang untuk meminta nasehat kyai tersebut.

“Hidup ini adalah adegan. Kita hanya wayang, sementara dalangnya adalah Gusti
Allah! Jadi, manusia itu hidup karena disuruh ‘manggung’ oleh Dalangnya!” Kyai Ahmad membuka penjelasan dengan sebuah ilustrasi ringan.

“Gak mungkin… kalau wayang itu manggung sendiri. Pasti, ia dimainkan oleh
Dalang. Sementara selama di panggung, pasti Dalang akan memperhatikan nasib wayang itu!
Begitu juga manusia… gak mungkin dia hidup di dunia, tanpa diperhatikan segala
kebutuhannya oleh Gusti Allah! Sudah paham belum kamu, Fadhlan?!” Kyai Ahmad
mengakhiri penjelasannya dengan sebuah pertanyaan.

“Tapi pak kyai…, kalau Gusti Allah benar menjamin hidup hamba-Nya… kenapa
hidup saya seperti sia-sia begini ya… nyari nafkah saja kok susah!” Fadlan menyampaikan
keluhnya.

“Oh… itu karena kamu belum datang kepada Gusti Allah. Kalau kamu datang kepada
Gusti Allah, hidupmu gak bakal sia-sia!” Kyai Ahmad menambahkan.
Fadhlan belum mengerti betul apa maksud sebenarnya dari kata ‘datang kepada
Allah’, ia pun menanyakan gambaran kongkrit tentang hal itu kepada Kyai Ahmad.

Dengan santai Kyai Ahmad menjelaskan, “Fadlan…, semua masalah di dunia ini
bakal selesai asal kita datang kepada Allah. Banyak di dunia ini orang yang bermasalah,
punya hutang segunung, rezeki sulit, ditimpa berbagai macam penyakit, kemiskinan,
kelaparan dan lain-lain… Itu disebabkan karena mereka tidak datang kepada Allah. Kalau
saja mereka datang kepada Allah, maka segala masalah mereka terselesaikan!”

“Apakah hanya sesederhana itu, pak Kyai?” Fadlan bertanya dengan nada penasaran.

“Ya, hanya sesederhana itu!” Pak kyai menegaskan.

Pak Kyai bercerita, “Pernah terjadi di Rusia di sebuah negeri yang terkenal atheis,
seorang pria pergi ke tukang cukur. Saat rambutnya dicukur, ia terserang kantuk. Kepalanya
mulai mengangguk-angguk karena kantuk. Tukang cukur merasa kesal, namun untuk membangunkan pelanggannya, si tukang cukur mulai bicara:

‘Pak, apakah bapak termasuk orang yang percaya tentang adanya Tuhan?’

Pelanggan menjawab, ‘Ya, saya percaya adanya Tuhan!’

Agar pembicaraan tak terhenti, si tukang cukur menimpali,
‘Saya termasuk orang yang tidak percaya kepada Tuhan!’

‘Apa alasanmu?’ pelanggan melempar tanya.

‘Kalau benar di dunia ini ada Tuhan, dan sifat-Nya adalah Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, menurut saya tidak mungkin di dunia ada orang yang punya banyak masalah,
terlilit hutang, terserang penyakit, kelaparan, kemiskinan dan lain-lain. Ini khan bukti
sederhana bahwa di dunia ini tidak ada Tuhan!’ tukang cukur berbicara dengan cukup
lantang.

Si pelanggan terdiam. Dalam hati, ia berpikir keras mencari jawaban. Namun sayang,
sampai cukuran selesai pun ia tetap tidak menemukan jawaban. Maka pembicaraan pun
terhenti. Sementara si tukang cukur tersenyum sinis, seolah ia telah memenangkan
perdebatan.

Akhirnya, saat cukuran itu selesai, si pelanggan bangkit dari kursi dan ia berikan
ongkos yang cukup atas jasa cukuran. Tak lupa, ia berterima kasih dan pamit untuk
meninggalkan tempat. Namun dalam langkahnya, ia masih tetap mencari jawaban atas
perdebatan kecil yang baru ia jalani.

Saat berdiri di depan pintu barber shop, ia tarik tungkai pintu kemudian hendak
melangkahkan kakinya keluar…. saat itu Allah Swt mengirimkan jawaban padanya.
Matanya tertumbuk pada seorang pria gila yang berparas awut-awutan. Rambut
panjang tak terurus, janggut lebat berantakan.

Demi melihat hal sedemikian, pintu barber shop yang tadi telah ia buka maka ditutup
kembali. Ia pun datang lagi kepada tukang cukur dan berkata, ‘Pak, menurut saya yang tidak
ada di dunia ini adalah TUKANG CUKUR!’ Merasa aneh dengan pernyataan itu, tukang
cukur balik bertanya, ‘Bagaimana bisa Anda berkata demikian. Padahal baru saja rambut
Anda saya pangkas!’

‘Begini pak, di jalan saya dapati ada orang yang kurang waras. Rambutnya panjang
tak terurus, janggutnya pun lebat berantakan. Kalau benar di dunia ini ada tukang cukur,
rasanya tidak mungkin ada pria yang berperawakan seperti itu!’ si pelanggan menyampaikan
penjelasannya.

Tukang cukur tersenyum, sejenak kemudian dengan enteng ia berkata,

‘Pak… bukan Tukang Cukur yang tidak ada di dunia ini. Masalah sebenarnya adalah pria gila yang Anda ceritakan tidak mau hadir dan datang ke sini, ke tempat saya… Andai dia datang, maka rambut dan janggutnya akan saya rapihkan sehingga ia tidak berperawakan sedemikian!’

Tiba-tiba si pelanggan meledakkan suara, ‘Naaaahhhh…. itu dia jawabannya.
Rupanya Anda juga telah menemukan jawaban dari pertanyaan yang Anda lontarkan!’

‘Apa maksudmu?’ si tukang cukur tidak mengerti dengan pernyataan pelanggannya.

‘Anda khan bilang bahwa di dunia ini banyak manusia yang punya masalah. Kalau
saja mereka datang kepada Tuhan, pastilah masalah mereka akan terselesaikan. Persis sama
kejadiannya bila pria gila tadi datang kemari dan mencukurkan rambutnya kepada Anda!’”
Kyai Ahmad mengakhiri kisah yang ia sampaikan. Terlihat Fadlan menganggukkan
kepala tanda mengerti.

“Jadi…, kamu hanya tinggal memohon saja apa yang kamu inginkan kepada Allah Swt., pasti
Allah bakal berikan apa yang kamu pinta!” Kyai Ahmad berkata memberi garansi.
Fadlan sudah mulai yakin, tapi ia masih mengejar dengan satu pertanyaan, “Pak Kyai,
saya sudah niat untuk datang dan semakin mengakrabkan diri kepada Allah. Tapi bagaimana
caranya ya pak Kyai agar saya bisa memohon nafkah yang cukup kepada Allah?”

Kemudian Pak Kyai membacakan ayat dalam Al Qur’an:

“Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke
dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang
hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup, dan Engkau
beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”. QS. Ali Imran : 26-27

“Bacalah ayat itu sesering mungkin dan perbanyak doa memohon nafkah serta rezeki yang
halal dari Allah Swt. Yakinlah bahwa Allah Swt akan senantiasa menjamin penghidupanmu
dan keluarga!” Kyai Ahmad mengakhiri pembicaraan dengan memberi pesan.

Usai pembicaraan dengan Kyai Ahmad, Fadlan merasa yakin bila dirinya hendak mencari
nafkah, maka cara termudah yang dapat ia kerjakan hanyalah dengan ‘Datang dan Memohon
kepada Pemilik Nafkah!’

Fadlan telah meyakini hal ini.

Bagaimana dengan Anda?

Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak

Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan
pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di
sekitar mereka.

Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu
menuding jari ke arah gagak sambil bertanya,

“Nak, apakah benda itu?”

“Burung gagak”, jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi
pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu
menjawab dengan sedikit kuat,

“Itu burung gagak, Ayah!”

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,

“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika.

Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang
serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah,

“Itu gagak, Ayah.”

Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi
membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.

“Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal
hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya
katakan????

Itu burung gagak, burung gagak, Ayah…..”, kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang
kebingungan.

Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu
kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama.

“Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,” pinta si Ayah.

Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.

“Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba
seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan
bertanya,

“Ayah, apa itu?”

Dan aku menjawab,

“Burung gagak.”

Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku
menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi
rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya.

“Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.”

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si
Ayah yang kelihatan sayu. Si Ayah dengan perlahan bersuara,

“Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau
telah hilang kesabaran serta marah, Nak.”

Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya
memohon ampun atas apa yg telah ia perbuat.

Kisah indah Ibnu Hajar dengan Seorang Yahudi


Ibnu Hajar rahimahullah dulu adalah seorang hakim besar Mesir di masanya. Beliau
jika pergi ke tempat kerjanya berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau
keledai-keledai dalam sebuah arak-arakan.
Pada suatu hari beliau dengan keretanya melewati seorang yahudi Mesir. Si yahudi itu
adalah seorang penjual minyak. Sebagaimana kebiasaan tukang minyak, si yahudi itu
pakaiannya kotor. Melihat arak-arakan itu, si yahudi itu menghadang dan menghentikannya.
Si yahudi itu berkata kepada Ibnu Hajar:
“Sesungguhnya Nabi kalian berkata:
Gِ HِIKَ M اْ Pُ RQS وَ َ Uِ V ْ ِ WXُ M اْ Uُ Yْ Z ِ I[َ\ْ^] M ا
” Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir. ” (HR. Muslim)
Namun kenapa engkau sebagai seorang beriman menjadi seorang hakim besar di
Mesir, dalam arak-arakan yang mewah, dan dalam kenikmatan seperti ini. Sedang aku -yang
kafir- dalam penderitaan dan kesengsaran seperti ini.”
Maka Ibnu Hajar menjawab: “Aku dengan keadaanku yang penuh dengan
kemewahan dan kenimatan dunia ini bila dibandingkan dengan kenikmatan surga adalah
seperti sebuah penjara. Sedang penderitaan yang kau alami di dunia ini dibandingkan
dengan yang adzab neraka itu seperti sebuah surga.”
Maka si yahudi itupun kemudian langsung mengucapkan syahadat: “Asyhadu anla
ilaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammad rasulullah,” tanpa berpikir panjang langsung
masuk Islam.
Subhanallah, sangat menakjubkan hadits Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam kisah ini…
Bahan Renungan:
Imam An-Nawawi menjelaskan hadits ini: “Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan
surganya orang kafir.”
`ْ aِb ِ cdQKَ V ، ُ P وهَ Gُ Kْ Xَ M وَاْ PVَ GQ gَ Xُ M ات اْ iَ jَ kQ M ْ ا UV ِ I[َ\ْ^] M ا lH ع ِ iRُXْ V ن َ iYُ oْ V َ UV ْ ِ WV ُ q ن آُ ّ Q أَ tُIRَ`ْ V تَ َ IV ذَا َ vِH ، َ PwQIkQ M ت ا Ixَ IyQ M ا qِ
[`ِ RQM ْ ا UV ِ zُ M َ {MَI`َ | َ zdQM ا ^Qx أَ َ IV َ {M إَِ ~َ dََ\ ا ، وَاْ € ْ هَ َ UV احَ ِ Gَ ‚َZ ن اِ ْ Iƒَ ْR]M ْ ا UV ِ Pƒَ MِI„َ M اْ P… ا َ GQ M ، وَا †‡ اِ ^Q M ا † ْ . UV ِ zُ M َ IXَ \QvِH َ GHِIKَ M اْ IVQ وَأَ
†‡ اِ ^Q M اب ا €َ `َ M اْ {M رَ إَِ IŠ تَ َ IV ذَا َ vِH تِ ، َ Iƒَ Œ‹ RَXُ MْIb ِ tG^ِ Kْ | وََ z‚dQw ِ Žَ V َ I[َ\ْ^] M ا lH ِ qَ ƒQ … َ I َV َ M و ،ذَِ َ َI ا ءَ M ْ’bَ^ . َ
“Maknanya bahwa setiap mukmin itu dipenjara dan dilarang di dunia ini dari
kesenangan-kesenangan dan syahwat-syahwat yang diharamkan dan dibenci. Dia
dibebani untuk melakukan ketaatan-ketaatan yang terasa berat. Jika dia meninggal dia
7
akan beristirahat dari hal ini. Dan dia akan berbalik kepada apa yang dijanjikan Allah
berupa kenikmatan abadi dan kelapangan yang bersih dari cacat.
Sedangkan orang kafir, dia hanya akan mendapatkan dari kesenangan dunia yang dia
peroleh, yang jumlahnya sedikit dan bercampur dengan keusahan dan penderitaan.
Dan bila dia telah mati, dia akan pergi menuju siksaan yang abadi dan penderitaan
yang selama-lamanya.”(Syarah Shohih Muslim No. 5256)
Maka sepantasnya seorang mukmin bersabar atas hukum Allah dan ridha dengan yang
ditetapkan dan ditaqdirkan oleh Allah. Semoga kita diberi taufik, kemudahan, dan al-afiat
untuk menjalani kehidupan dunia ini. Amiin

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy

Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah,
beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya
Karim!”

Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu
berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah
s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti
diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang
gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya.

Orang itu Ialu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan
kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya:

“Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”

“Belum,” jawab orang itu.

“Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”

“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah
melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu
dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah
Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia
tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya. “Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk
mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w.

Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya
dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk
menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi
membawa berita.

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya
Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah
kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa
Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik
yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.

Maka orang Arab itu pula berkata: “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu.

‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan
memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan
kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa
kedermawanannya!’

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh
membasahi Janggutnya.

Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!”

Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis
karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Kamis, 11 November 2010

Cinta Ayah

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang bekerja diperantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.


Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil…… Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…

Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”

Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu….
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,

Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Sarjana.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah..

Ketika kamu menjadi gadis dewasa…..Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Ayah harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.

Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.

Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan….

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak….. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu……

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia…..
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Ayah menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa…..
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata:

“Ya Allah, ya Tuhanku …..Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Ayah telah menyelesaikan tugasnya menjagamu …..

Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..

Rabu, 10 November 2010

Tujuh Manusia Yang Mendapatkan Perlindungan Allah SWT


Berkata Abu Hurairah r.a : bahwa Nabi saw telah bersabda:

”Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya.Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla,seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid,dua orang yang saling mencintai karena Allah,yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah,seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”,seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya,dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”.

(H.R. Bukhary – Muslim)

Hadits ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat ada tujuh tipe atau golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah swt., yaitu :

1. Pemimpin yang adil

Menjadi pemimpin yang adil itu tidaklah mudah, butuh pengorbanan pikiran,perasaan, harta, bahkan jiwa. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan bukanlah fasilitas namun amanah. Kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai fasilitas, kemungkinan besar kita akan memanfaatkan kepemimpinan itu sebagai sarana memperkaya diri tanpa menghiraukan aspek halal atau aharam. Sebaliknya, kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai amanah, kita akan melaksanakan kepemimpinan itu dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Nah, untuk melaksanakan kepemimpinan dengan cara yang amanah itu tidaklah mudah,Karena itu logis kalau kita menjadi pemimpin yang adil, Allah akan memberi perlindungan di akhirat kelak.

2. Anak muda yang saleh

Masa muda adalah masa keemasan karena kondisi fisik masih prima. Namun diakui bahwa ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat. Ini merupakan imbalan dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.

3. Orang yang hatinya terikat pada mesjid

Kalimat “seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid” seperti yang disebutkan hadits di atas, paling tidak menunjukkan dua pengertian. Pengertian pertama, orang-orang yang kapan dan di manapun berada selalu ingin memakmurkan tempat ibadah. Pengertian kedua, orang-orang yang tidak pernah melalaikan ibadah di tengah kesibukan apapun yang dijalaninya.

4. Bersahabat karena Allah

Poin ini terambil dari kalimat “dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah”. Bersahabat karena Allah swt. maksudnya kita mencintai seseorang atau membencinya bukan karena faktor harta, kedudukan, atau hal-hal lain yang bersifat material,namun murni semata-mata karena Allah swt. Kalau sahabat kita berbuat baik, kita mendukungnya, dan kalau berbuat salah kita mengingatkannya, bahkan kita berani meninggalkannya kalau sekiranya sahabat tersebut akan menjerumuskan kita pada gelimang dosa dan maksiat. Inilah yang dimaksud dengan persahabatan karena Allah.

5. Mampu menghadapi godaan lawan jenis

“Seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah.” Kalimat ini menggambarkan bahwa kalau kita mampu menghadapi godaan syahwat dari lawan jenis, maka kita akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat. Di sini digambarkan seorang laki-laki yang digoda wanita bangsawan nan rupawan tapi dia menolak ajakannya bukan karena tidak selera kepada wanita itu, namun karena takut kepada Allah. Jadi, rasa takut kepada Allahlah yang menjadi benteng laki-laki tersebut, sehingga tidak terjerembab pada perbuatan maksiat. Karena itu Allah memberikan penghargaan pada hari kiamat dengan memberikan pertolongan-Nya. Di sini diumpamakan laki-laki yang digoda wanita, namun sangat mungkin wanita pun digoda laki-laki.

6. Ihklas dalam beramal

“Seseorang yang mengeluarkan sedekah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.” Ini gambaran keihlasan dalam beramal. Saking ihklasnya dalam beramal sampai-sampai tangan kiri pun tidak tahu apa yang diinfakkan atau disumbangkan oleh tangan kanannya. Pertanyaannya, bolehkah kita bersedekah sambil diketahui orang lain, bahkan nama kita dipampang di koran? Boleh saja, asalkan benar-benar kita niatkan karena Allah swt., bukan karena cari popularitas. Perhatikan ayat berikut,


” Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(Q.S.Al-Baqarah 2: 271)


7. Zikir kepada Allah dengan khusyu

“Seseorang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, kemudian ia mencucurkan air mata.” Zikir artinya mengingat Allah. Kalau seseorang berdo’a dengan khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berzikir dan munajat kepada-Nya, maka Allah akan memberikan pertolongan kepadanya pada hari kiamat kelak.



Semoga kita ada adalah salah satu dari orang-orang yang mendapat perlindungan-Nya.

Amin..

Cinta | Antara Anugerah dan Musibah

Cinta adalah misteri dalam hidupku.
Yang tak pernah kutahu akhirnya.
(ungu - ku ingin selamanya)


Manusia memang tak pernah lepas dari sebuah kata yang menurut sebagian orang terdapat banyak tipu daya didalamnya. Tipu daya yang membutakan akal manusia saat Ia tidak bisa mengelola apa yang ada di dalam hatinya. Sebuah kata yang menjadi anugerah sekaligus bencana. Ya, Itulah cinta.

Suatu perasaan yang bisa memacu seseorang untuk selalu memberi, menyayangi, dan mengasihi. Tak ada perasaan yang lebih indah kecuali cinta.

Perasaan ini adalah anugerah yang diberikan Allah kepada setiap mahluknya. Sebuah nikmat luar biasa yang hanya bisa dirasakan oleh mahluknya ketika Ia mengerti apa arti mencintai.

Tapi siapa sangka perasaan ini bisa berbuah bencana. Cinta menjadi bencana saat orang-orang menggadaikan sucinya cinta dengan hinanya dosa. Saat orang-orang mengatasnamakan cinta sebagai pembenaran nafsu belaka. Ia akan memperdaya saat para penikmat cinta tidak mengerti, apa hakikat cinta.

Cinta bagaikan Natrium padat yang jika tidak disimpan di tempatnya maka ia akan membawa bencana.

Manusia yang mengerti hakikat cinta akan selalu berusaha agar Ia bisa menempatkan rasa cinta pada Tuhannya dan rasa cinta pada sesama makhluknya dengan bijaksana.

Begitupun kehidupan manusia. Ada pria. Ada wanita. Semuanya diberi fitrah yang sama agar masing-masing bisa saling mencintai. Tapi sepanjang perjalanan waktu tak semua manusia menjadi pecinta yang baik. Hanya beberapa kisah yang terukir dan menjadi teladan bagi cinta dua insan. Pria-Wanita.

Salahsatu kisah yang menginspirasi penulis adalah istimewanya cinta antara Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-zahra, puteri Rasulullah saw.

Cinta antara Ali dan Fathimah yang tersimpan. Mereka sabar menyembunyikan perasaan yang ada dihatinya. Ali menghormati Fathimah yang belum menjadi haknya. Begitu pula Fathimah yang menjaga hatinya karena Ali belum menjadi haknya.
Mereka saling mencintai dalam diam. Karena diamnya adalah pertanda rasa hormat tiada tanding dan penghargaan terbaik untuk saling menghargai.

Mereka bisa mengontrol perasaannya agar rasa cinta antar sesamanya tak melebihi rasa cinta kepada Rabbnya. Mereka menjaga itu semua hingga saat itu tiba, ikatan pernikahan yang telah dinantikan.

Allah menjadikan Fathimah sebagai hadiah kepada Ali dan menjadikan Ali sebagai hadiah kepada Fathimah karena keutamaan cinta mereka pada Allah.

Jadilah seperti Ali dan Fathimah yang sabar menyimpan perasaan dalam hatinya agar fitrah itu menjadi anugerah, bukan jadi musibah.



"... perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik
untuk perempuan yang baik (pula) ..."
QS An-Nur [24] : 26


Bandung
7 Nov 2010
Marcel Tirawan

Selasa, 26 Oktober 2010

Belajar dari Imam Ghozali



Ada 6 pertanyaan yang sederhana tapi sarat makna.
Sebelum membaca seluruh isi artikel ini. Saya sarankan anda untuk menjawab setiap pertanyaan di bawah ini. Agar manfaat yang bisa anda dapat selalu melekat dalam benak.
Ok? ^^,

PERTANYAAN :

1. Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ?

2. Apa yang paling JAUH dari kita di dunia ?

3. Apa yang paling BESAR di dunia ?

4. Apa yang paling BERAT di dunia ?

5. Apa yang paling RINGAN di dunia ?

6. Apa yang paling TAJAM di dunia ?


JAWABANNYA :


Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya....

Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu BENAR. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI.
Karena janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Q.S. Ali Imran 185)

Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab : "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalahBENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU. Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU (Q.S.Al-A'Raf 179). Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab : "besi dan gajah". Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Q.S. Al-Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab : "kapas, angin, debu dan daun-daunan".
Semua itu BENAR kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalahMENINGGALKAN SHOLAT.
Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat. Gara-gara kesibukan, kita meninggalkan sholat.
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dari mengerjakan shalatnya….” (Al-Ma’un: 4-5)

Dan pertanyaan keenam adalah,
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak : "pedang".
BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA.
Karena melalui lidah, manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.


Wallahualam.


Rabbana, ampuni kesalahan dan khilaf kami.
Maafkanlah kebodohan kami.
Jangan Kau hukum kami karena kelemahan kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Pemberi Hidayah.
Engkaulah pelindung kami dunia akhirat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.

Delapan Perhiasan

Ada delapan perkara yang menjadi perhiasan bagi delapan perkara yang lain.

  1. Memelihara diri dari meminta-minta merupakan perhiasan bagi kefakiran
  2. Bersyukur kepada Allah adalah perhiasan bagi nikmat yang diberikan-Nya
  3. Sabar adalah perhisasan bagi musibah
  4. Tawadhu' diri adalah perhiasan bagi kemuliaan
  5. Santun adalah perhiasan bagi ilmu
  6. Rendah hati adalah perhiasan bagi seorang pelajar
  7. Tidak menyebut-nyebut pemberian adalah perhiasan bagi perbuatan baik
  8. khusyuk adalah perhiasan bagi shalat.

(Abu Bakar Ash Shiddiq r.a.)

Minggu, 24 Oktober 2010

Dulu, Kini, dan Nanti

Andaikan aku bisa kembali ke masa itu..
Saat matahari belum seterik ini..
Hingga aku merasa tak kuasa menahan panasnya hari.

Andaikan aku diizinkan kembali ke masa itu.
Saat embun pagi menyapa kelopak melati..
Yang wanginya masih menawan hati.

Andaikan aku boleh kembali ke masa itu..
Tentu 'kan ku perbaiki langkahku.
'Kan ku hapus hitamku.

Tapi apalah daya..
Aku hanyalah manusia yang tak mengerti.
Akulah pemimpi yang berharap tidak mati.
Tapi semoga aku memberi arti..
Bukan menjadi properti..
Yang berdiri menunggu debu menghampiri.

Kini 'kan ku coba lagi, tak pernah ku sesali apa yang t'lah ku lalui.
Karena selalu ada makna dalam setiap jejak..
Biarlah dulu menjadi angin lalu, jangan menjadi hambatan untuk terus berburu.
Lihat ke depan, jalan hidup menunggu untuk dilalui.
Jangan lah kau lengah sampai diakhir jalan nanti..
Hingga dibatas jalan kelak kita tersenyum untuk kembali..

Akhlak Rasulullah SAW dalam Kehidupan Pribadinya

Akhlak Rasulullah SAW sebagai seorang manusia secara pribadi, dapat kita contoh !
Dalam kegiatan Beliau sehari-hari, mulai dari cara beliau tidur, makan, minum, berjalan, tersenyum, berbicara, marah, tertawa, beribadah pada-Nya, dan lain sebagainya bener-bener.. WAW

1. Rasulullah SAW Tidur
Rasulullah SAW biasa tidur di awal malam, dan bangun di sepertiga malam terakhir.
Selain itu, Rasul juga melarang kita untuk menceritakan mimpi yang jelek, dan bersyukur kepada Allah SWT jika bermimpi indah, serta diperbolehkan untuk menceritakannya kepada yang lain.

Hikmah:

Kebiasaan bangun di penghujung malam kemudian melaksanakan shalat malam, memiliki efek positif terhadap tubuh dan pikiran manusia. Bagaimana tidak, setelah seharian penat bekerja, disibukkan oleh berbagai kegiatan dan tugas-tugas yang kadang membuat manusia stres, jiwa manusia memerlukan suatu “refreshing”, penenangan, dan pemulihan semangat. Dengan bangun di penghujung malam yang hening, di saat kebanyakan orang sedang terlelap tidur dan terbuai di alam mimpinya, kita bangun untuk mendekatkan diri pada-Nya, mengingat-Nya(dzikrullah) dan bermuhasabah(introspeksi diri).
Kebiasaan seperti ini akan membuat manusia selalu mawas diri dan menyadari akan tugas hidupnya di dunia, segala tindakannya akan senantiasa terkendali, dan akan selalu mendapatkan semangat hidup yang positif untuk memaknai sisa hidupnya.
Sedangkan kebiasaan mensyukuri mimpi yang indah serta menceritakannya kepada yang lain, adalah hal yang baik, karena dengan bersyukur menyebabkan manusia berpikir positif dan mungkin akan menjadi sugesti yang baik bagi yang bersangkutan. Sedangkan larangan untuk menceritakan mimpi yang tidak baik, bertujuan untuk menghindari sugesti yang jelek yang menyebabkan berkurangnya produktifitas orang yang bersangkutan, dikarenakan selalu dihantui oleh mimpi jeleknya.

2. Rasulullah SAW Makan dan Minum
Rasulullah SAW selalu memulai makan atau minum dengan membaca basmalah, menggunakan tangan kanan. Beliau juga sangat memperhatikan kehalalan dan kesederhanaan makanannya. Rasul hanya makan makanan yang dihalalkan oleh-Nya, sedangkan kesederhanaan yang dimaksud di sini adalah dari segi jumlahnya, Beliau tidak makan berlebihan, beliau makan di saat lapar dan berhenti sebelum kenyang.

Hikmah:

Kebiasaan memulai makan atau minum dengan membaca basmalah, adalah salah satu bentuk syukur kita atas semua rezeki dan nikmat yang Allah SWT berikan. Menjaga kehalalan dan kesederhanaan makanan yang kita konsumsi, memiliki efek yang sangat baik terhadap tubuh, karena makanan yang dihalalkan Allah SWT sudah pasti memiliki kandungan-kandungan zat yang sangat baik untuk tubuh manusia, begitupun dalam kesederhanaan jumlah makanan yang masuk ke tubuh, hal ini juga akan berefek pada kerja organ-organ pencernaan.

3. Rasulullah SAW Tersenyum, dan Berbicara
Rasulullah SAW adalah seorang yang sangat mulia akhlaknya, manis sikapnya, dan sangat terjaga ucapannya. Beliau selalu tersenyum dan menyapa siapa saja yang dijumpainya. Beliau tidak berbicara kecuali yang penuh manfaat, dan menganjurkan lebih baik diam daripada berbicara sia-sia. Cara berbicaranya sangat tenang, sehingga ucapannya jelas, dan tujuannya yang ingin disampaikannya pun bisa dimengerti oleh siapa saja yang menjadi pendengarnya.

Hikmah:

Sikap yang ramah dan murah senyum akan membuat orang lain senang, merasa aman, dan jauh dari perasaan terancam. Dengan demikian, akan menumbuhkan serta menguatkan tali silaturahmi.
Sedangkan kebiasaan untuk berbicara yang baik akan menghindarkan manusia dari kecelakaan yang disebabkan oleh lisannya. Begitu juga dengan cara bicara yang tenang dan jelas, akan membuat pesan yang ingin kita sampaikan dapat dengan mudah diterima oleh orang yang kita maksud.

4. Rasulullah SAW Berjalan dan Bergaul
Rasulullah SAW selalu berjalan dengan sikap yang wajar dan optimis, tidak bersikap sombong atau takabur di hadapan orang yang ditemuinya. Beliau selalu mendahului untuk menyapa dan mengucapkan salam, jika ada orang yang menyapa maka beliau akan berpaling dengan seluruh tubuhnya menghadap orang yang menyapanya. Beliau juga sangat menjaga pandangan terhadap laki-laki maupun perempuan.

Hikmah:

Sikap yang wajar dalam berjalan, serta memalingkan wajah dan seluruh badan merupakan bentuk penghargaan terhadap orang lain, hal ini juga yang akan menjauhkan manusia dari permusuhan, bahkan sebaliknya akan menumbuhkan tali silaturahmi atau bahkan menguatkan ikatan yang sudah terjalin.
Kebiasaan menjaga pandangan, akan menyelamatkan manusia dari kecelakaan yang bermula dari mata yang dapat menyebabkan timbulnya perbuatan dosa.

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label