Selasa, 11 Januari 2011

Catatan Sekolah Mentor part I

Sekolah Mentor 6 Januari 2011

Assalamu’alaikum

Bismillah..

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk mulia yang dibekali akal dan nafsu. Dianugerahkannya pula agama dan kitab suci sebagai kerangka acuan dalam memaksimalkan potensi akal dan nafsu tersebut agar menjadi aqlun salim (akal yang selamat/sempurna) dan nafsul-muthmainah (jiwa yang tenteram). Salawat dan salam sejahtera semoga seantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya, termasuk kita sekalian yang senantiasa mengikuti jejak langkahnya dan menaati ajarannya. Amin

Melalui rangkaian kata-kata ini saya akan mencoba untuk berbagi pengalaman dan ilmu dari sebuah kegiatan bernama Sekolah Mentor, sebuah kegiatan yang menjadi salah satu momentum kebangkitan Islam di muka bumi dengan mempersiapkan bekal bagi para calon pementor maupun yang sudah menjadi mentor agar siap menapaki jalan dakwah ini dengan sebaik-baiknya langkah, insyaAllah.

Kegiatan ini memiliki dua bagian. Sekolah Mentor hari ke-1 (6 Januari 2011) dan hari ke-2 (8 Januari 2011). Di catatan Sekolah Mentor part I ini saya akan bercerita tentang Sekolah Mentor hari ke-1, insyaAllah untuk hari ke-2 akan saya tulis di Sekolah Mentor part II.

Beginilah kisahnya..

Semuanya berawal di sebuah Mesjid bernama Mesjid Salman ITB, acara dimulai pukul 06.30. Disana nampak banyak sekali peserta yang hadir, sampai-sampai jari ini tak bisa menghitung jumlahnya. Bahkan bila jari tangan dan kaki dijumlahkan pun itu tak mampu. Hea.. Agak lebay ya? Hha. Tapi benar kawan, ada puluhan peserta ikhwan dan akhwat yang berasal dari sekolah yang berbeda-beda ada di acara ini. Singkat cerita pertemuan hari ini dibuka dengan apel pembukaan di Taman Ganesha ITB.

Setelah Apel pagi, peserta pindah tempat menuju Gedung Serba Guna Salman (GSG Salman) dipandu oleh panitia. Saat itu rombongan ikhwan dipandu oleh Kang Angga menuju lokasi. Kami pun melewati anak tangga yang membimbing kami sampai ke GSG. Sesampainya di GSG lantai dua, kursi lipat sudah tersusun rapi menunggu kami untuk ditempati. Posisi tempat duduk ikhwan dan akhwat terpisah (pastinya lah..), ikhwan di sebelah kanan sedangkan akhwat di sebelah kiri. Kami pun langsung menempati tempat duduk masing-masing.

Acara di GSG ini di pandu oleh Kang Ibam sebagai MC. Dengan sedikit pemanasan lewat garingan-garingannya, kami menjadi lebih siap untuk menikmati rangkaian materi yang akan mewarnai hari ini (jazakallah khair kang). Di hari ini ada 6 materi yang siap kami lahap dari pukul 07.00 sampai 17.00 nanti. Hari yang panjang bukan?

Nah, Materi pertama mengenai Mentor Ideal yang dibawakan oleh Kang Dito AF’07. Beliau memaparkan tentang 3 keistimewaan bila kita menjadi pementor, yaitu : Do’a anak shaleh(ah) dari mentee, Ilmu yang bermanfaat, dan amal jariyah. Dosa yang kita lakukan sangat banyak dan dengan pahala kita sekarang belum tentu kita bisa masuk surga Allah. Dengan menjadi pementor berarti menjadi pewaris para nabi. Seperti para nabi yang telah banyak memperoleh pahala dan keridhaan Allah atas peran-peran dakwahnya.

Tak ada makhluk Allah yang mendapat dukungan do’a dari seluruh makhlukNya kecuali para penyeru kebaikan.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw,

“Sesungguhnya Allah, para Malaikat, semut yang ada di lubangnya, bahkan ikan yang ada di lautan akan berdo’a untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” HR Tiwmidzi

Maka janganlah merasa ragu untuk menjadi seorang mentor. Dalam penyampaiannya kang Dito bertanya, “Apa yang paling berharga di kehidupan ini? Ada peserta yang menjawab waktu, ada yang menjawab sahabat, orang tua, dan lain-lain.

“Semuanya benar, namun menurut akang yang paling berharga di kehidupan ini adalah kehidupan itu sendiri.” jawabnya.

“...” suasana pun hening.

Kehidupan dunia ini layaknya main sepak bola. Waktunya sangat sebentar, hanya 90 menit. Sedangkan kehidupan akhirat layaknya keidupan diluar lapangan sepak bola itu. Waktunya lama dan itulah hidup yang sebenarnya. Sepak bola hanyalah permainan. Di dalam lapangan kita beraksi untuk bermain sebaik mungkin. Janganlah gentar oleh omongan-omongan orang lain. Pujian atau cemoohan orang lain bagaikan sayup-sayup penonton di stadion. Jangan sampai itu menjadikan kita bermain buruk di lapangan. Karena pemeran hidup ini adalah kita sendiri dan kehidupan ini adalah pertandingan kita sendiri, bukan orang lain. Fokuslah untuk memenangkan pertandingan.

Pernah dengar quotes, Pemimpin sukses adalah seseorang yang bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin baru?

Layaknya pemimpin. Pementor sukses adalah seseorang yang bisa menghasilkan pementor-pementor. Dan pementor sejati adalah seseorang yang bisa menghasilkan pementor yang menghasikan pementor.
Jadilah pementor idaman!



Materi kedua mengenai Tarbiyah Dzatiyah yang dibawakan oleh Kang Amhar NK’09.

Tau arti tarbiyah dzatiah?
Tarbiyah dzatiyah (TD) adalah mengajari diri sendiri oleh diri sendiri. Hal ini sangat penting karena tak selamanya kita bisa mendapat kesempatan untuk mentoring. Untuk belajar dan mendapat ilmu tak bisa hanya dari mentoring maka kita memerlukan TD ini. Misalnya kita menentukan targetan tilawah Qur’an dan kita komitmen terhadapnya.

Apa saja kendala-kendala dalam melakukan TD ini? Pertama karena minimnya ilmu. Maka kita harus banyak belajar dari berbagai sumber agar kita menjadi pementor yang berwawasan luas. Jika kita minim ilmu akibatnya TD yang kita lakukan akan minim hasil. Misalnya ketika kita punya komitmen untuk tilawah Qur’an, kita tidak konsisten terhadap targetan itu karena kita belum memahami ilmunya, tidak mengetahui keutamaan dan pahala yang akan didapat dari tilawah itu.

Kedua karena ketidak jelasan tujuan. Kita tidah tahu akan kemana kita melangkah. Akibatnya kita tidak semangat menggapainya karena kita tahu apa yang kita inginkan.

Ketiga karena kita lengket dengan dunia, akibtnya kita melupakan akhirat. TD pun akan terlewatkan dan kita tak berkembang.

Dalam melakukan TD kita bisa melakukan banyak cara, yaitu :
1. Muhasabah.
Muhasabah rutin yang kita lakukan akan membuat kita menjadi mentor yang makin baik dari waktu ke waktu.
2. Skala Prioritas.
Kita pun harus punya skala prioritas untuk selalu belajar dan berkembang. Sehingga kita mengutamakan aktivitas yangmenambah bekal kita di kehidupn setelah mati nanti.
3. Taubat.
Berhenti dari penyebab futur.
4. Cari Ilmu.
Perluas wawasan.
5. Terlibat di aktivitas dakwah.
6.Mujahadah.
Berupaya dengan langkah kongkret karena Allah berfirman :

“...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..” QS Ar Ra’d [13] : 11

7. Berdo’a kepada Allah
Allah berfirman :

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku (Allah), maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku...” QS Al Baqarah [2] : 186

Dari TD ini insyaAllah kita berusaha menggapai keridhaan Allah dan surgaNya. Dan kita mendapatkan cintaNya.

“Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman : ‘barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka sungguh! Aku telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri dengan beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya; bila Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakannya untuk mendengar, dan penglihatannya yang digunakannya untuk melihat dan tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan; jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberikannya, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya Aku akan melindunginya”. HR Bukhari

Selesailah materi kedua dak kami dibadi menjadi 5 kelompok. Berhitung tiap peserta dari 1 sampai 5. Angka yang sama menujukan kelompok yang sama dan ikhwan akhwat dipisah (pastinya). Saya pun dapat kelompok nomer 2. Semua kelompok diberi tugas untuk nanti menampilkan drama teater tentang Mentor Ideal.

Jam sudah menunjukan jam 09.15 dan kami diberi istirahat shalat Dhuha sampai jam 09.40 di Masjid Salman. Dan peserta pun berhamburan keluar GSG menuju tempat wudhu. Selesai shalat para peserta beriisiatif untuk membuat forum perkelompok untuk saling berkenalan dan mendiskusikan drama yang akan ditampilkan.

Tik.. tik.. tik.. detik waktu terus berjalan dan jam 09.40pun berlalu. Para pererta masih adem ayem di dalam mesjid dan akhirnya panitiapun menjemput kami. Kita pun tawar menawar waktu (hea..) sampai akhirnya kita baru moving ke GSG lagi jam 10.00 (kurang apalah kita ngaretnya? Panitia afwan(maaf) ya..).

Sesapainya di GSG acara sudah dimulai lagi. Dan panitia mengadakan games yang membutuhkan 6 orang sukarelawan (baca : orang-orang yang rela di bully). Akhirnya terkumplah 6 orang yang berasal dari sekolah yang berbeda-beda. Satu hal yang membuat gemuruh peserta (baca : nampaknya sma 3 doang. Hha) adalah adanya Parama yang menjadi salah satu sukarelawan itu. Emang ampun dah murid teladan sma 3 angkatan 2011 ini. Selalu bisa menghibur dengan ulahnya (hha, peach ah dit).

Dan gamesnya pun ga kalah menghibur. Tau apa? Lipsing kaya sinta jojo di lagu keong racun, heaha.

Tapi lagunya disesuaikan, ga sedangdut itu. Ntar bisa-bisa GSG runtuh karena kehebohan panggung dadakan Sekolah Mentror. Yang jelas meskipun lagunya Mujahid Muda dan Anugerah dari Afgan, para sukarelawan bergaya dan melakukan lipsing ga kalah sama sinta jojo. Haha :P


Materi ketiga mengenai Kiat Praktis Menjadi Pementor dari kang Yorga AF’09. Beliau memaparkan tentang bagaimana menjadi pementor ideal. Untuk menjadi pementor ideal kita harus bisa mengenal anak-anak mentor kita. Kita harus menempatkan diri dengan baik, agar kita bisa menjadi orang yang dekat dengan mentee. Saat anak-anak mentee sudah merasa dekat dan nyaman dengan kita maka amanah dakwah akan menjadi ringan karena keberadaan kita sudah diterima sebagai seseorang yang akan menjadi kakak, sahabat, saudara, guru, sekaligus orang tua bagi mereka.

Dalam menyampaikan materi janganlah terlalu fokus terhadap hasil. Fokuslah pada prosesnya. Karena proses yang baik akan membuahkan hasil yang baik. Bimbinglah anak-anak mentor kita dengan hati. Karena hati tidak bisa disentuh, melainkan oleh hati.

Menjadi pementor ideal artinya menjadi pementor yang kreatif. Bentuk mentoring tidak harus selalu duduk melingkar atau halaqoh kemudian pementor menyampaikan materi saja. Mentoring bisa dengan cara yang bermacam-macam, misalnya rihlah(jalan-jalan), mabit(bermalam), olahraga bersama, dan lain-lain. Bagaimapun caranya itu ga masalah, yang penting anak-anak mentor memahami ilmu yang disampaikan melalui kegiatan mentoring itu.


Materi keempat mengenai Psikologi Remaja dari Teh Nisa. Beliau memaparkan bagaimana memahami keperibadian remaja dan kiat-kiat agar menjadi pribadi yang diterima orang lain. Ilmu psikologi ini penting bagi orang yang cakupan aktifitasnya banyak bersosial. Pementor merupakan salah satu orang yang harus bisa memahami keperibadian orang lain, khususnya anak-anak mentornya. Sehingga mentoring bisa menjadi kegiatan yang selalu dirindukan oleh mentee.


Selesai materi psikologi remaja, peserta istirahat shalat dzuhur dan makan siang. Istirahat ini dari jam 12.00 siang sampai jan 12.30. Saya dan peserta lain pun langsung berhamburan menuju Mesjid Salman. Kami pun meaksanakan shalat Dzuhur berjamaah disana. Selesai shalat kami menuju Kantin Salman untuk makan.Saat kami melihat jam, ia sudah menunjukan 12.25 dan dengan kemantapan hati kami pun tetap melangkah. Ternyata antrean kantin Salman hari ini ga kalah sama antrean tiket final AFF kemarin. Sangat-sangat bukan main panjangnya tidak terkira (boros kata dikit ya). Saya dkk ikut mengantre minus satu sahabat yang pergi ke medan ilmu untuk belajar di bimbel ( hea.. Assalamuaaikum ri ). Panitia pun mengabarkan bahwa waktu istirahat ditambah sampai jam 12.50. Antrean yang memakan waktu itu pun akhirnya selesai di jam 12.50 (anteran yang tak terlupakan lah). Makan selesai jam 13... (lupa uy, mungkin Habib inget. Bib, jam berapa ya? Hehe).

Selesai makan kami menuju GSG lagi untuk melanjutkan acara. Dengan watados (wajah tanpa dosa) kami mengisi tempat di bagian sisi depan barisan peserta ikhwan. Dan materi pun sudah dimulai..

Materi kelima berjudul . . . (afwan lupa) dari Kang Rio. Materi kali ini membahas tentang apa yang harus dimiliki oleh seorang mentor. Yaitu kita harus punya tujuan yang ingin kita raih. Kali ini dengan simulasi gulung-gulung kertas peserta diinstruksikan untuk melempar bola kertas kemana saja.

Hasilnya tentu saja.. Banyak bola kertas yang nyasar entah kemana, banyak pula yang melempar dengan penuh semangat kearah teman-temannya. Ada yang bersarang di jidat, badan, pipi, dan sajabana. Nah, yang kedua kita dinstruksikan untuk melemparnya ke satu arah, sebuah kantong, hasilnya bola-bola kertaspun dengan brutal menuju sasaran.

Kesimpulannya, dengan adanya tujuan dalam mementor maka langkah kita dalam mementor tidak akan bingung atau ragu. Karena kita tahu apa yang ingin kita capai. Jadi bercita-citalah yang tinggi dan miliki tujuan..


Materi keenam disampaikan oleh Ustadz Habib. Beliau memaparkan pengalamannya dan menerangkan apa yang Hasan Al Banna tulis dalam Majmuatu Rosail (Insya Allah saya tulis dalam edisi berbeda).

Inilah pokok-pokok hasil sharing ilmunya :

“Da’i adalah orang yang mendakwahkan Islam”

Peserta ditanya, “Islam itu apa?”

Peserta pun terdiam. Ada yang menjawab agama tauhid yang bla bla, ada yang menjawab agama penyempurna bla bla, dan lain-lain.

Ustadz memaparkan, “Kalau mau tau apa makna dari suatu kata. Tanyakanlah kepada orang-orang yang berada di tempat kata itu berasal. Kalau kamu mau tahu arti ‘combro’ tanyakan ke Mang Asep jangan tanya ke Bang Togar. Karena combro itu berasal dari singkatan kata oncom di jero (bahasa Sunda). Jadi kalau mau tahu arti kata Islam tanyakan ke orang-orang Arab.

Sebuah kata memiliki dua makna. Makna secara Istilah dan secara Definisi. Islam seara istilah diambil dari kata salima yuslimu istislaam –artinya tunduk atau patuh– selain yaslamu salaam –yang berarti selamat, sejahtera, atau damai. Menurut bahasa Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian : islamul wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah), istislama (tunduk secara total kepada Allah), salaamah atau saliim (suci dan bersih), salaam (selamat sejahtera), dan silm (tenang dan damai).
Referensi : An-Nisa’: 125, Ali Imran: 83, Asy-Syu’araa’: 89, Al-An’am: 54, Muhammad: 35

Sementara sebagai istilah, Islam memiliki arti : tunduk dan menerima segala perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rasul yang terhimpun di dalam Alquran dan Sunnah. Dan Islam dibangun atas Tauhid.

Itulah Islam. Jika kita tanyakan apa itu Islam kepada masyarakat kita saat ini maka tidak banyak yang bisa menjawab itu dengan benar. Ada yang hanya paham bahwa Islam itu singkatan Isya, Subuh, Lohor, Ashar, Maghrib jadi aja ISLAM (hea). Sangat sempit.

Itulah tugas kita sebagai da’i untuk memberi pemahaman yang jelas pada umat manusia umumnya dan khususna adik-adik mentor kita kelak.

Yang namanya dakwah ga akan berkembang dan berhasil kalau kita Ekslusif terhadap lingkungan. Jadi jauhilah sikap ini. Jadilah da’i dan pementor yang bisa membaur dengan lingkungan. Ingat membaur bukan berarti melebur. Kalau lingkungan kita salah, bukan berarti kita ikut-ikutan juga melakukan salah. Karena dalam dakwah, kitalah yang mencelup objek dakwah bukan sebaliknya (begitu nasihatnya).

Sebagai da’i ada rekomendasi dari ustadz supaya kita baca dan kalau bisa kita miliki selain Al-Qur’an. Yaitu Kitab Sunah Al Bukhari, Muslim dan Tafsir Ibnu Katsir sebagai bekal untuk berdakwah.

Kemudian beliau memaparkan, untuk mencapai surga kita tak bisa melalui amal yang kita lakukan. Karena ridha Allah-lah yang dapat mengantarkan kita ke gerbang surga. Maka kumpulkanlah terus pahala dan amal shaleh agar Allah memberikan ridho surga pada kita.

Yang terakhir beliau memberikan tips sukses da’i, yaitu :
1. Niat.
2. Pelajari Ilmu.
3. Amalkan Ilmu.
4. Dakwahkan (sampaikan) Ilmu.
5. Sabar.


Selesai deh materi keenam kita hari ini.

Kemudian acara pun ditutup dengan sebuah kisah dan refleksi ilmu dari Kang Dito. Di sore yang cerah saat itu, Allah dam makhluk-makhlukNya menjadi saksi bagi kita bahwa hati-hati ini bersatu untuk bersama-sama menyeru di jalanNya. InsyaAllah.

Tulisan ini ditutup dengan senandung Sahabat Kecil dari Ipang dan Hamdallah.

Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi

Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli

Reff:
Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi

Alhamdulillah..

Tidak ada komentar:

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label