Minggu, 02 Januari 2011

Aku dan Kehidupan

Sebuah goresan kata-kata dari seseorang yang masih belajar. Belajar tentang sebuah sekenario kehidupan terindah yang diciptakan hanya oleh Ia Yang Terindah.. Yang memiliki Langit Bumi dan apa-apa yang ada diantaranya.

Hidup..
Sebuah ujian, musibah, kebahagiaan, sekaligus anugerah yang kita miliki sekarang. Kehidupan manusia di dunia ini layaknya berada di sebuah sampan yang berlayar di tengah lautan.

Luas membentang dan penuh rintangan. Saat cuaca buruk, ombak menggunung, dan badai ganas menggulung, semuanya terasa sangat menakutkan.

Namun apabila cuaca cerah, angin lembut bertiup, dan ombak riang memecah karang, pasti semua keadaan ini terasa sangat menyenangkan.

Cerah dan badai.
Itulah suasana yang cukup mewakili keadaan manusia mengarungi samudera kehidupan
ini. Karena memang hanya itulah warna perjalanan hidup manusia. Tidak ada yang ketiga ataupun yang lain. Hanya yang berbeda adalah tinggat kecerahan dan besarnya badai yang menggoyang sampan kita.

Dalam menghadapi dua keadaan ini, setiap manusia memiliki reaksi yang beragam. Ada yang merasakan beban, ada yang tertekan, ada yang tetap tenang dan bahkan merasa nyaman.

Nah, dalam kondisi yang serba berbeda dan tak pasti inilah kita perlu memaknai dan menghadirkan sebuah rasa yang bernama ikhlas..

Tak ada senjata yang paling ampuh untuk menghadapi kondisi-kondisi seperti ini kecuali ikhlas..

Tak ada obat yang paling mujarab untuk menyikapi keadaan seperti ini kecuali ikhlas..

Dalam bahasa Nabi SAW, ikhlas di ruang kehidupan ini terbagi menjadi dua, yaitu syukur dan sabar.

|Jika syukur menjadi titik tumbuh seluruh kebaikan, maka sabar adalah titik luruh segala kesulitan.

Ia bagaikan lembah luas, tenang, dan dalam yang siap setiap saat untuk menampung sebanyak apapun rintangan yang kita hadapi.

Syukur dan Sabar inilah persimpangan besar yang ada di jalur keikhlasan. Keduanya pasti ada dan akan kita temui. Tapi tak perlu binggung mau pilih yang mana di antara keduanya yang nilainya lebih utama. Karena syukur dan sabar memiliki keutamaannya masing-masing.

Saat kit amendapat anugerah dan nikmat maka bersyukurlah dan apabila kita mendapat musibah dan cobaan maka bersabarlah.

Seandainya kita dihadapkan dengan dua pilihan itu, tak usah kita bimbang dan ragu memilih diantara keduanya. Sebab, andaikan syukur dan sabar itu adalah sebuah kendaraan, kata Umar ibn Khattab suatu kali, aku tak peduli mana di antara keduanya yang akan aku naiki.

Saat kita ikhlas dengan syukur atau sabar maka keduanya sama-sama akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan.

Keduanya sama-sama menjanjikan sebuah perjalanan hidup yang indah dan menyenangkan.

Semua sikap positif untuk menghadapi kondisi hidup baik telah terangkum dalam syukur.

Semua sikap positif untuk menghadapi kondisi hidup buruk telah terangkum dalam sabar.

Sehingga dengan hadirnya syukur dan sabar, beban hidup akan terasa lebih ringan, susah senang menjadi selingan, tawa tangis menjadi hiburan, kaya miskin hanya giliran, sehat dan sakit menjadi teman seperjalanan.


"Sungguh menakjubkan kondisi
seorang mukmin itu!
Setiap kondisinya adalah baik, dan hal itu hanya terjadi pada diri orang mukmin.
Jika dia memperoleh sesuatu yang menyenangkan, dia bersyukur, maka (syukur) itu baik baginya.
Jika dia ditimpa musibah (hal yang tidak menyenangkan), dia bersabar, maka (sabar) itu baik baginya."

HR Muslim


inspirasi :
1) kehidupan orang-orang disekitarku
2) buku-buku, teman mengisi waktu

Tidak ada komentar:

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label