Ketika Nabi saw berdakwah secara diam-diam di Mekah, datanglah seorang remaja yang belum genap 17 tahun untuk masuk Islam. Dialah Sa'ad bin Abi Waqqash. Namun keislaman Sa'ad ternyata ditentang oleh ibunya. Dia memaksa Sa'ad untuk meninggalkan agama Muhammad, namun Sa'ad menolak dengan tegas.
Putus asa menghadapi anaknya, ibunya Sa'ad nekat mogok makan untuk memaksa Sa'ad. Sang Ibu berkata,
"Sa'ad, agama apa yang engkau anut itu, sehingga engkau meninggalkan agama ibu bapakmu? Demi Allah, aku bersumpah tidak akan makan dan minum sebelum kamu keluar dari agama itu! Biarlah aku mati, agar hatimu terbuka melihatku dan kamu menyesal karena ulahmu sendiri. Sehingga semua orang mencelamu selama-lamanya."
Ibu benar-benar melaksanakan ancamannya tersebut. Dia mogok makan, tidak mau makan dan minum sedikit pun. Hingga ketika tubuhnya lemas terkulai di atas pembaringan, dibawalah Sa'ad agar melihatnya. Harapan keluarganya tentu agar hati Sa'ad luluh melihat keadaan ibunya, dan mau menuruti keinginannya.
Dengan takzim Sa'ad berlutut di sisi pembaringan ibunya, lembut ditatapnya wajah yang kini tampak luyu dan pucat pasi tersebut. Perlahan Sa'ad memegang telapak tangan kanan ibunya, lalu diciuminya lembut.
"Ibu...," lirihnya berbisik di telinga ibunya
"Sungguh aku sangat menyayangi ibu. Namun aku lebih mencintai Allah dan RasulNya. Demi Allah! Seandainya ibu mempunyai seribu nyawa, lalu nyawa itu keluar satu persatu dari tubuh ibu hingga tinggal satu nyawa yang terakhir, sungguh aku tidak akan meninggalkan agamaku."
Mendengar itu akhirnya Ibu Sa'ad menyerah dan mau makan kembali karena tidak ingin mati sia-sia.
Dibandingkan cobaan yang kita alami sekarang, sungguh sangat berat cobaan umat-umat terdahulu. Maka banyak-banyaklah bersyukur telah memiliki keluarga Islam, sehingga sekarang kita beragama Islam. Karena tak ada nikmat yang lebih indah dari nikmat Iman dan Islam.
Dunia Sendiri
1 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar