Rabu, 10 November 2010

Cinta | Antara Anugerah dan Musibah

Cinta adalah misteri dalam hidupku.
Yang tak pernah kutahu akhirnya.
(ungu - ku ingin selamanya)


Manusia memang tak pernah lepas dari sebuah kata yang menurut sebagian orang terdapat banyak tipu daya didalamnya. Tipu daya yang membutakan akal manusia saat Ia tidak bisa mengelola apa yang ada di dalam hatinya. Sebuah kata yang menjadi anugerah sekaligus bencana. Ya, Itulah cinta.

Suatu perasaan yang bisa memacu seseorang untuk selalu memberi, menyayangi, dan mengasihi. Tak ada perasaan yang lebih indah kecuali cinta.

Perasaan ini adalah anugerah yang diberikan Allah kepada setiap mahluknya. Sebuah nikmat luar biasa yang hanya bisa dirasakan oleh mahluknya ketika Ia mengerti apa arti mencintai.

Tapi siapa sangka perasaan ini bisa berbuah bencana. Cinta menjadi bencana saat orang-orang menggadaikan sucinya cinta dengan hinanya dosa. Saat orang-orang mengatasnamakan cinta sebagai pembenaran nafsu belaka. Ia akan memperdaya saat para penikmat cinta tidak mengerti, apa hakikat cinta.

Cinta bagaikan Natrium padat yang jika tidak disimpan di tempatnya maka ia akan membawa bencana.

Manusia yang mengerti hakikat cinta akan selalu berusaha agar Ia bisa menempatkan rasa cinta pada Tuhannya dan rasa cinta pada sesama makhluknya dengan bijaksana.

Begitupun kehidupan manusia. Ada pria. Ada wanita. Semuanya diberi fitrah yang sama agar masing-masing bisa saling mencintai. Tapi sepanjang perjalanan waktu tak semua manusia menjadi pecinta yang baik. Hanya beberapa kisah yang terukir dan menjadi teladan bagi cinta dua insan. Pria-Wanita.

Salahsatu kisah yang menginspirasi penulis adalah istimewanya cinta antara Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-zahra, puteri Rasulullah saw.

Cinta antara Ali dan Fathimah yang tersimpan. Mereka sabar menyembunyikan perasaan yang ada dihatinya. Ali menghormati Fathimah yang belum menjadi haknya. Begitu pula Fathimah yang menjaga hatinya karena Ali belum menjadi haknya.
Mereka saling mencintai dalam diam. Karena diamnya adalah pertanda rasa hormat tiada tanding dan penghargaan terbaik untuk saling menghargai.

Mereka bisa mengontrol perasaannya agar rasa cinta antar sesamanya tak melebihi rasa cinta kepada Rabbnya. Mereka menjaga itu semua hingga saat itu tiba, ikatan pernikahan yang telah dinantikan.

Allah menjadikan Fathimah sebagai hadiah kepada Ali dan menjadikan Ali sebagai hadiah kepada Fathimah karena keutamaan cinta mereka pada Allah.

Jadilah seperti Ali dan Fathimah yang sabar menyimpan perasaan dalam hatinya agar fitrah itu menjadi anugerah, bukan jadi musibah.



"... perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik
untuk perempuan yang baik (pula) ..."
QS An-Nur [24] : 26


Bandung
7 Nov 2010
Marcel Tirawan

Tidak ada komentar:

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label