Kamis, 02 Juni 2011

Ayah, Anak, dan Mobil Sport

"Barang siapa yang tidak mensyukuri nikmat Allah, sesungguhnya ia telah membuka jalan hilangnya nikmat dari dirinya. Akan tetapi barangsiapa yang mensyukuri nikmat Allah, maka ia sesunguhnya ia telah memberi ikatan yang kuat pada kenikmatan Allah itu."

***

Seorang pemuda yang sedang berada di tahun terakhir sekolahnya sangat mengharapkan sebuah mobil sport dari ayahnya. Lantas, si pemuda memberitahu keinginannya kepada ayahnya itu. Ayahnya adalah seorang hartawan yang ternama. Ketika si anak mengutarakannya, sang ayah hanya tersenyum. Si anak bertambah yakin, pasti mobil itu akan menjadi miliknya.

Beberapa bulan berlalu. Dengan kesungguhannya, si anak telah lulus dengan prestasi yang gemilang. Ia pun semakin yakin dengan permintaannya.

Suatu hari, sang ayah memanggil anaknya yang sedang berada diruang baca. Sang ayah memuji anaknya sambil menyatakan kegembiraan dan kebahagiaannya terhadap si anak. Si anak tersenyum puas, di matanya sudah terbayang mobil sport yang selama ini menjadi idamannya.

Tetapi…

tiba-tiba sang ayah menghulurkan sebuah kotak yang terbungkus rapi dan cantik. Si anak pun terkejut, matanya berkaca-kaca.

Kemudian si anak membuka kotak tersebut..
sebuah Al-Qur’an kecil, imut dengan cover kulit dan sebuah tulisan dengan tinta emas menghiasinya.

apa maksud semua ini ayah…???

Si anak memandang ayahnya tajam, ia merasa dirinya dipermainkan, amarahnyapun memuncak. Nafsu mudanya bergelojak.

“Ayah sengaja mempermainkan saya?! Bukannya ayah tahu saya begitu menginginkan mobil itu. Bukan Al-Qur’an ini yang saya minta…!!!” Katanya keras sambil melempar Al-Qur’an tersebut diatas meja.

Kemudian si anak meninggalkan ayahnya tanpa memberi sedetik waktu pun untuk ayahnya bersuara. Dengan kesal si anak berlari mengambil tas dan memasukkan baju-bajunya ke dalamnya. Kemudian si anak meninggalkan ayahnya sendiri yang berlinang air mata tanpa sempat berbicara.

10 tahun kemudian ...

Si anak telah menjadi orang yang sukses, memiliki istri yang cantik dan anak-anak yang sehat. Cukup membahagiakan, namun hatinya gundah gulana, hatinya terpukul. Sudah 10 tahun…sejak peristiwa itu ia tidak pernah melihat ayahnya lagi. Suatu hari seseorang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal dunia dan meninggalkan semua warisannya kepada anaknya. Ia diminta pulang sekarang juga untuk menyelesaikan warisan.

Dengan hati pilu, ia pergi untuk pertama kalinya ke rumah ayahnya yang dulu. Hatinya terpukul memperhatikan banglo yang menyimpan 1001 kenangan masa lalunya. Hatinya sedih, dan bertambah sedih tatkala mendapati diatas meja di ruang bacanya. Al-Qur’an yang ia lempar dulu masih tetap berada disitu. Bagaikan hati ayahnya yang tetap mengharapkan kepulangannya.

Perlahan-lahan langkahnya menuju kemeja itu.

Kemudian ia mengambil Al-Qur’an itu dan membukanya dengan mata berkaca-kaca.

Tiba-tiba…

“Klinting…!”
suara sesuatu jatuh dari Al-Qur’an dan ternyata sebuah kunci. Di muka belakang Al-Qur’an itu, sebuah sampul surat diselipkan. Kunci itu segera dipungutnya, hatinya bertanya-tanya.

Nyata sekali didalam sampul surat itu terdapat nota pembelian mobil sport yang dibelinya dengan cash dan sepucuk warkat bertuliskan tanda tangan orang yang paling ia sayangi:

“HADIAH ISTIMEWA UNTUK PUTERAKU TERSAYANG”

Seketika itu air mata si anak menetes deras.
Hatinya remuk redam bagai ditusuk sembilu..
Penyesalan mula bertandang. Namun semuanya sudah terlambat.

***

Wahai sahabat, sekadar renungan bersama :

Berapa banyak kita melupakan nikmat Allah, hanya semata-mata kerana nikmat itu tidak "dibungkus", didatangkan atau diberi dalam keadaan yang kita inginkan?

Semoga Allah selalu memberikan kekayaan dan kesyukuran hati bagi kita semua atas segala pemberian-Nya.

Cepat atau lambat pasti Allah kan tunjukan bahwa segala pemberiannya baik cobaan maupun kelapangan adalah anugerah terindah yang ia berikan untuk hamba-Nya. InsyaAllah..

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
QS Ar-Rahman [55] : 13

***

Disadur dari note www.facebook.com/note.php?note_id=122221657054 dengan perubahan

Tidak ada komentar:

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label