Rabu, 27 Juli 2011

Indahnya Cinta


 

Apakah cinta? Sangat rumit di definisikan bukan? Kadang manusia bingung untuk bercerita tentang arti cinta,
karena indahnya cinta bukanlah untuk diceritakan.
Cinta hadir untuk dirasakan . .

* * *


Selama ini kita tau, kekuatan cinta itu sangat dahsyat. Ibarat keajaiban, cinta dapat merubah ketakutan jadi keberanian, ia dapat membuat seseorang melakukan segalanya. Harta bahkan jiwa kan rela dikorbankan seorang pecinta demi cintanya.

Cinta pun dapat memperdaya. Simak kisah dahulu kala tentang seorang pria yang saling mencinta dengan seorang wanita. Terkisahlah Romeo dan Juliet yang kisahnya abadi dari abad pertengahan sampai era 4G sekarang ini. Hampir seluruh warga bumi menobatkannya sebagai kisah cinta abadi. Orang-orang mungkin tak percaya kalau kisah itu adalah karangan fiksi, buah pena sastrawan Inggris, William Shakespeare. Namun itu seakan mengisyaratkan betapa universalnya cinta.

Selain itu, masih banyak juga kisah cinta lain yang jadi legenda untuk umat manusia. Coba kita berwisata sejarah ke kota Agra, India. Berdirilah sebuah bangunan megah, Taj Mahal. Seluruh bangunan itu terbuat dari marmer berkualitas tinggi. Taukah kamu? Bangunan itu adalah bukti cinta dari seorang Kaisar Moghul bernama Shah Jehan kepada istrinya, Mumtaz. Si kaisar ingin mempersembahkan monumen cinta yang abadi untuk sang istri yang lebih dulu meninggalkannya di dunia. Tampak jelas bagaimana kekokohan cinta sang kaisar pada istrinya.

Kita bergerak ke arah Barat Laut kota Agra, sekarang kita berwisata menuju Jerman. Dulu Adolf Hitler pernah memimpin gerakan Nazi disini. Ia terkenal kejam dan sadis. Di tangannya ribuan orang mati mengenaskan. Ia berambisi menguasai Eropa, bahkan dunia.

Namun siapa sangka kalau ternyata Ia tak sanggup menerima kenyataan bahwa wanita yang dicintainya meninggal dunia. Dua menit setelah kematian istrinya yang bunuh diri, Hitler pun menyusul dengan cara yang sama. Mayat mereka dikremasikan bersama, sesuai pesan Hitler. Amazing! Lagi-lagi cinta menunjukan keajaibannya.

Ada lagi keajaiban cinta, pada abad 7M terkisah indah sebuah kejadian di gua Tsur. Saat Nabi Muhammad saw bersama sahabatnya bernama Abu Bakar sedang berlindung di dalam gua itu dari kejaran orang-orang yang ingin membunuhnya.

Di dalam gua ada banyak lubang-lubang ular berbisa. Mereka mentupinya dengan batu-batuan, namun karena jumlah batu penutup terbatas, ada satu lubang yang tetap terbuka. Kemudian Abu Bakar duduk merebah di dekat lubang itu. Nabi saw terbaring di pangkuan paha Abu Bakar hingga pulas tertidur. Dan . .

Tiba-tiba seekor ular akan keluar dari lubang yang terbuka sehingga Abu Bakar menutup lubang itu dengan telapak kakinya. Tak ayal kakinya digigit ular itu. Sakit! Sungguh sakit digigit ular berbisa. Tak ingin membangunkan orang yang dicintainya, Abu Bakar hanya bisa berteriak dalam hati dan menangis. Hingga tetesan air matanya mengenai wajah Nabi
saw. Nabi terbangun dan haru atas apa yang terjadi pada sahabatnya itu lalu Ia mengobati luka sahabatnya. Atas nama cinta, luka tak akan membawa derita.

Sayako, satu-satunya putri kaisar Jepang, pernah memutuskan untuk menikah dengan seorang rakyat jelata pada akhir tahun 2005. Puteri dengan panggilan Nori itu diancam untuk meninggalkan gelar puteri kaisar, karena ia memilih seseorang yang bukan bangsawan untuk jadi suaminya. Demi cinta, Nori rela hidup sengsara.

Oleh karena begitu rumitnya cinta. Maka disini saya tak akan mendefinisikan arti cinta, saya khawatir itu akan mereduksi kedalaman artinya. Kali ini saya akan menyadarkan anda semua terutama diri saya sendiri tentang keajaiban kekuatan cinta.

Ketika kita mencintai hidup, keluarga, seseorang atau sesuatu maka secara tak sadar kita telah mengaktifkan kedahsyatan energi cinta.

Jika Shah Jehan rela merancang monumen untuk istrinya, jika Hitler rela bunuh diri menyusul istrinya, jika Abu Bakar rela digigit
ular berbisa, jika Nori rela hidup sengsara demi cinta. Maka sesungguhnya kita bisa punya energi cinta sebesar mereka.

Liat saja! Dalam kerangka postitif cinta pada keluarga bisa membangkitkan semangat seseorang untuk menuntaskan pekerjaan, bahkan membuat hal biasa jadi luar biasa. Di sisi lain dalam bingkai negatif dorongan cinta dapat membuat seseorang terpeleset ke dalam jurang kehinaan.

Kesimpulannya, cinta itu memang indah. Mencintai itu memang fitrah. Akan tetapi, tidaklah boleh kita semata-mata mengatasnamakan cinta untuk melegalkan dan menghalalkan segalanya. Bahkan, tanyalah dulu pada Yang Maha Menaburkan Cinta di hati setiap manusia. Apakah kehendak-Nya menciptakan cinta?

Semoga kita bijak menyikapi cinta . .

Akhirnya, bercintalah! Saya yakin, dengan ada semaian cinta dari-Nya, keluarga, sahabat, dan diri kita sendiri, niscaya perjalanan hidup ini kan lebih mudah, terarah, dan bergairah!

InsyaAllah!

"As long as I know how to love, I'll be alive"
The Cake, I will Survive

***

Terinspirasi dari buku Ippho Santosa dan Salim A. Fillah

Tidak ada komentar:

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label