Minggu, 24 Oktober 2010

Pengalaman

Kali ini saya mau ngebahas tentang 'PENGALAMAN'. Tau pengalaman ga? Hmm..
Tau lah ya.. Haha.. ^^,

Ada seorang profesor yang mengadakan penelitian tentang ikan Baracuda dan ikan Mullet. Baracuda adalah ikan ganas dan makanan favoritnya adalah ikan Mullet yang mungil.

Suatu ketika Baracuda dan Mullet ditempatkan dalam satu aquarium, tapi dipisahkan oleh kaca pembatas yang bening sehingga tak terlihat oleh kedua ikan itu.

Baracuda yang ganas itu begitu happy melihat makanan favoritnya ada di depan mata. Baracuda langsung bersiap-siap memangsa Mullet yang lucu. Ketika Baracuda maju ingin memangsa Mullet, tiba-tiba mukanya terbentur kaca bening yang tak terlihat olehnya.

"Duk.. Duk..!"
Berkali-kali Baracuda mencoba memangsa Si Mullet tapi tak berhasil. Pengalamannya terus berulang. Beberapa saat kemudian, pembatas kaca itu diangkat oleh sang Profesor. Tapi Baracuda sudah tidak berani maju ke wilayah Mullet, karena pengalamannya telah membuatnya trauma.

Baracuda berkeyakinan, jika ia menyerang Mullet lagi, pasti bibirnya semakin jontor. Padahal, masih ada pembatas kacanya ngga? Seandainya Baracuda tidak terbelenggu pengalamannya, bisa ngga Baracuda memakan Mullet? BISA!

-hikmah-

Pengalaman kehidupan dan lingkungan akan sangat mempengaruhi cara berpikirmu, yang akhirnya berakibat pada pembentukan karakter pribadimu. Bayangkan, kalau kamu ada dalam lingkungan sosial yang buruk. Lingkungan yang penuh celaan, hinaan, dan permusuhan, hanya akan menghasilkan manusia-manusia yang labil dan kurang bermoral.

Dalam sebuah hadis dijelaskan tentang perumamaan kawan baik dan kawan buruk.

"Bagaikan pembawa misik(kasturi), dengan peniup api tukang besi, maka yang membawa misik, adakalanya memberimu atau Anda membeli padanya, atau mendapat bau harum darinya. Adapun peniup api tukang besi, jika tidak membakar bajumu, atau Anda mendapat bau yang busuk daripadanya." [H.R. Bukhari dan Muslim]


Pengalaman-pengalaman hidup serta kejadian-kejadian yang kamu alami, sangat berperan dalam menciptakan pemikiran dalam dirimu. Seringkali pengalaman itu dijadikan sebagai tolak ukur diri dan membatasi cakrawala berpikirmu, akibatnya kamu akan melihat segalanya dengan sangat subyektif. Kamu akan menilai segala sesuatu berdasarkan "frame" cara berpikirmu, atau melihat berdasarkan bayangan ciptaanmu sendiri, bukan melihat sesuatu secara riil dan obyektif.

Suara hatilah yang sebenarnya berpotensi melindungi diri dari pengaruh pengalaman hidup, juga kejadian-kejadian di sekitar kita. Maka bebaskanlah dirimu dari belenggu pengalaman, supaya kamu menjadi hamba yang merdeka..

"Sama sekali bukan! Tetapi hati mereka telah dikuasai oleh apa yang mereka lakukan."
[Q.S. Al-Muthaffifin (83):14]


Terinspirasi dari Buku ESQ for Teens 1, Ari Ginanjar Agustian, Ridwan Mukri.
Semoga memberi manfaat.. ^^,

Tidak ada komentar:

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label