Selasa, 19 Mei 2015

Jejak Langkah

Di Sekolah Kehidupan, setiap orang yang kita temui hakikatnya adalah seorang guru dan setiap tanah yang kita pijak adalah ruang-ruang kelasnya
Manusia yang bijaksana selalu bisa mengambil pelajaran dari segala peristiwa. Ia akan belajar dari setiap pengalamannya sendiri pun orang lain, karena ia sadar tidak bisa hidup cukup lama untuk mendapatkan pelajaran dari pengalaman dirinya sendiri. Celakanya, bilangan usia kadang bertambah lebih cepat dibandingkan kebijaksanaan dan kedewasaan diri.
Dia lah sang pembelajar, pribadi yang tidak cepat puas diri terhadap ilmu dan amalnya. Ia akan terus mengambil hikmah dari jejaknya sendiri maupun orang lain dan merangkainya untuk bekal menapaki langkah-langkahnya di hari esok. Ia sadar apapun yang ia lakukan kelak akan meninggalkan jejak langkah dalam sejarah, maka ia pun berhati-hati agar jejaknya menjadi pelita bagi umat manusia. Pada akhirnya dunia ini akan selalu menjadi rumah yang nyaman bagi setiap insan.
Dia pun paham bahwa ia dan orang-orang disekitarnya bukanlah gerombolan para malaikat yang tak punya cela. Ada saja khilaf dan salah yang mereka lakukan saat menjalani hari-hari. Sayangnya.. baik sangka yang didahulukan, kemaafan yang berulang, dan nasehat tersembunyi selalu menjadi perekat persaudaraan yang membuat mereka tetap padu. Kehilangan membuat mereka belajar untuk menghargai setiap kehadiran.
Pada akhirnya, pasti selalu ada alasan kenapa Allah menpertemukan kita dengan seseorang, siapapun itu, kapanpun, dan di manapun. Pertemuan akan memberi kita ruang untuk saling mendapatkan ilmu dan hikmah dari jejak langkah yang lalu, asalkan kita bisa menang melawan salah satu penghalang datangnya ilmu. Yaitu perkataan, “Aku sudah tau.”
Sudut Kontemplasi, 19 Mei 2015 00:36 WIB | Marcel Tirawan

Tidak ada komentar:

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label