Kamis, 08 Agustus 2013

Hati yang Hidup

Dua hari yang lalu adalah 29 Ramadhan. Malam ganjil terakhir di bulan penuh kemuliaan taun 1434H ini. Malam itu aku berencana menghabiskan malam di Mesjid Habiburrahman PT DI, Pasteur Bandung. Mesjid yang terkenal dengan tarawih 1 juz dan QL 2 juz-nya ini adalah salah satu pilihan para muslimin/muslimah untuk beri'tikaf menghabiskan 10 hari terakhir ramadhan dengan berdiam di mesjid menghidupkan siang dan malam dengan ibadah.

Saat itu ba'da Isya, aku langsung berangkat menuju lokasi dari rumah. Suasana malam itu jalanan Kopo relatif sepi, tak seperti hari-hari biasanya. Mungkin penduduk sini udah pada mudik ke kampung halaman. Akhirnya perjalanan terasa singkat, motor pun udh nyampe parkiran halaman mesjid.

Malam itu malam ganjil, jadi.. Prediksi awalku pasti penuh bnaget nih malem ini. Kalau kata temen yang dateng pas malem 27, mereka ga bisa tidur selonjor kaki. Jadi kalau tiduran harus nekuk kaki supaya ga nendang kepala orang lain.. Kalau beruntung sih kamu bakalan tidur posisi duduk :)

Sampai disana aku langsung mengejar tarawih yang telah berlangsung 2 rakaat. Tarawih kali ini menghabiskan juz 28.

Singkat cerita, malem ini kami dibangunkan jam 12 malam, lalu dipersilahkan berwudhu dan bersiap untuk melakukan Shalat Malam.

Shalat malam dimulai! Hari ini diperkirakan hari terakhir tarawih sehingga malam ini adalah khataman qur'an. QL menghabiskan juz 29-30, mulai Al-Mulk sampai An-Naas. #YouDontSay

Rakaat demi rakaat pun terselesaikan… semakin lama para jamaa semakin hanyut dalam bacaan qur'an sang imam shalat, seperti biasa ustadz Abdul Aziz Arrauf LC yang memimpin shalat. Masuk surat Al-Qiyamah seluruh penjuru mata angin disekitarku sesenggukan bahkan ada jamaah yang jelas sekali suara tangisnya..

Malam syahdu…

Rakaat dan bacaan shalat terus berlanjut hingga An-Naba ketika masuk ayat yang menceritakan tentang keadaan orang yang masuk neraka, tangis orang-orang menjadi jadi.. lanjut An-Nazi'at masih juga sendu suasana malam itu.

Lalu 'Abasa, semua makin menghanyut dalam…

"Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua); pada hari itu manusia lari dari saudaranya; dan dari ibu dan bapaknya; dan dari istri dan anak-anaknya;" QS 'Abasa [80]: 33-36

Bahkan ustadz pun senggukan sampai pada ayat-ayat yang menceritakan suasana kiamat itu..

Sangat terasa getaran jiwa para jamaah saat itu.. Depan belakang kiri kanan pun seluruh penjuru maa angin menyuruakan tangis getar harap dan takut.. Mungkin ini suasana yang sangat jarang ditemui pada shalat-shalat berjamaah sehari-hari.

Semakin menuju An-Nas semakin banyak momen surat ayat yang membuat jamaah bergetar dalam tangisnya..

Al-Humazah, Al-Maun, Al-Ikhlas… Al Falaq, An-Naas.. lalu berlanjut dengan sadaqallahul adzim.. sadaqallahul adzim.. dan imam memimpin do'a panjang selayaknya do'a qunut witir biasanya.

Semua tenggelam dalam syahdu tangis bersahutan..

Indah suasana itu mengingatkanku pada suatu ayat yang membahas ciri orang-orang yang beriman.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat ayatnya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabb-Nyalah mereka bertawakkal." QS Al-Anfal[8]:2

Allah… biarkan aku jadi saksi bagi seluruh jama'ah Habiburrahman hari itu di hari peradilamu nanti, bersaksi bahwa benar mereka ialah orang-orang yang engkau maksud dalam ayatmu itu..

Dan… semoga hati-hati mereka terus hidup membersamai seluruh langkahnya selagi napasnya berhembus pun nadinya masih berdenyut…

Dan jadikanlah aku bagian dari mereka yang hatinya engkau jaga untuk terus hidup.

Sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu… aamiin

Tidak ada komentar:

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label