Sabtu, 07 Januari 2012

Mari Bergerak di Barisan Para Pejuang

Layaknya air dan minyak yang tak pernah bisa menyatu, Tergariskan dua jalan para pejuang yang terbentang jauh, dua-duanya berada di dua kubu yang berbeda. Masing-masing jalan dihiasi oleh tumpah darah para pahlawannya. Terekam apik kisah mereka dalam tinta emas sejarah peradaban bahwa merekalah yang gigih memperjuangkan kejayaan kubunya.

Atas perjuangan mereka itu, ada hadiah di penghujung masing-masing jalan. Adalah Surga telah diciptakan Allah sebagai kesudahan para pejuang kebenaran dan punggawa-punggawa yang beriman. Sedang di ujung jalan lain tehadiahkanlah Neraka bagi para pengobar kekufuran.. 


***

Puji serta syukur mari kita panjatkan hanya kepada dzat yang tak pernah mati, yang kebesarannya tak tertanding, yang kasih dan sayangnya melimpah ruah tak berbatas, Allah..

Ialah dzat yang telah menurunkan risalah sempurna untuk segenap manusia, makhluk yang dipercaya sebagai pemimpin di muka bumi. Ialah Tuhan yang menciptakan Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, semburat indah yang dilukiskan-Nya melalui Al-Quran memberikan kedamaian bagi hati-hati yang tercabik karena perjuangannya mempertahankan iman, tengok pekikan ketegaran Bilal yang tergeletak tak berdaya diterik matahari padang pasir, “Ahad! Ahad! Ahad!”, sedang ia ditelanjangi dan ditindih dengan batu besar. Surga telah mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit dan perihnya perjuangan.

Dialah dzat yang menghadirkan Surga sebagai tempat kesudahan yang kenikmatannya tiada tara dan menjadikan mata air Tasnim sebagai minuman teristimewa bagi penduduknya.

Dialah pula yang menjadikan neraka yang kobarannya menyembur hingga hitam pekat. Kelak akan ada seorang penduduk neraka dengan sandal bertali api dan ubun-ubun kepalanya mendidih. Ia merasa bahwa dialah paling dahsyat siksanya padahal itu adalah siksaan paling ringan bagi penghuni neraka.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan risalah langit agar bawa kebaikan di dunia dan akhirat bagi segenap umat manusia.Yang telah menjelaskan sejelas-jelasnya jalan kebenaran tuk ditempuh agar selamat dari Neraka, tempat istirahat yang paling buruk.
Kawan, mari sedikit kita telisik keadaan Surga dan Neraka sebagai penghujung jalan hidup ini. Selagi nafas ini masih berhembus dan nyawa belum sampai tenggorokan, sejenak kita biarkan diri ini tuk merasakan nikmat bermimpi dan membayangkan keadaan tempat kekal nan abadi .

Duhai Rabb yang menciptakan surga,
Kami begitu rindu dengan surga yang Engkau gambarkan dalam Al-Quran maupun hadist nabi-Mu. Batanya terbuat dari perak dan sebagian lagi dari emas. Pun, adukan semennya adalah campuran kesturi yang sangat harum. Mutiara dan berlian adalah batu kerikilnya.

Pernah suatu ketika Rasulullah menjawab pertanyaan Abu Hurairah tentang bangunan surga dengan berkata:

“...batanya ada yang terbuat dari perak dan ada yang terbuat dari emas. Adukan semennya adalah kesturi yang sangat harum. Batu kerikilnya mutiara dan berlian. Dan tanahnya adalah za’faran. Barang siapa masuk ke dalamnya ia pasti [akan] mendapat kelezatan [tiada tara] dan tidak sengsara… [1] 

Kamipun dengan penuh harapan amat merindukan mata air-mata air yang terpancar di dalamnya dan termasuk salah satu kenikmatan yang membuat jiwa begitu bergelora. Terlebih mata air tasnim yang merupakan minuman terbaik penduduk surga.

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air. [2]

Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. [3]

Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah. [4]

>>Sejenak Tentang Dahsyatnya Neraka...

Duhai Rabb yang telah menjadikan neraka dengan warna hitam pekat nan menyembur dahsyat kobaran apinya. Sungguh ingin kami menjadi salah seorang yang engkau isyaratkan dalam hadist nabi-Mu, menjadi orang-orang yang dapat mengalirkan air mata karena takut pada-Mu. Hingga neraka itu menjadi enggan untuk menerima kedatangan kami. Sungguh ingin kami bermukim dengan orang-orang yang engkau berikan rahmat dan kemuliaan hidup setelah mati. Kami yakin dengan janji-Mu bahwa . .

“..tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali ke ambingnya (kelenjar susu pada hewan)..” [5]

“…dua mata yang tidak akan disentuh api neraka, yakni mata yang menangis karena takut kepada
Allah dan mata yang terjaga karena siaga di jalan-Nya (saat berjihad)..” [6]

Bagaimana jiwa kami ini tidak tercambuk, di dalam neraka tidak ada satupun kenikmatan dan walau hanya sedetikpun. Para nabi dan syuhada beserta orang-orang shalih takut terhadap neraka, maka alasan apa yang mampu kami utarakan pada-Mu untuk tak takut?

“…para nabi, orang-orang benar, para syuhada, dan orang-orang shalih senantiasa takut terhadap neraka dan menakut-nakuti [memberi peringatan kepada] (orang lain) terhadap neraka..” [7]

Duhai Allah, sungguh tak ingin kami menjadi kaum yang merugi di akhir perjalanan nanti,
Bagaimana hati ini tak pilu, pemandangan dahsyatnya neraka telah mengikis kenikmatan surga seperti yang disaksikan Rasulullah :

“..demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sekiranya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian jarang tertawa dan sering menangis..”

Para sahabat bertanya: “apa yang telah engkau lihat wahai Rasulullah?”

Rasulullah bersabda: “aku melihat surga dan neraka.” [8]

Aduhai, hati ini semakin teriris kala mendengar berita tentang makanan penduduk neraka.

“..seandainya satu tetes zaqqum menetes di negeri dunia, niscaya ia telah merusak sumber-sumber penghidupan penduduk dunia, lantas bagaimana halnya dengan orang-orang yang mana zaqqum menjadi makanannya..” [9]


>>Jalan Menuju Surga

Dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuatkan kami sebuah garis lurus lalu bersabda, "Ini adalah jalan Allah". Kemudian beliau membuat banyak garis di sebelah kanan dan kirinya lalu bersabda, "Ini adalah jalan-jalan, dan pada setiap jalan itu terdapat syetan yang menyeru ke sana." Lalu beliau membacakan ayat . .

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa." [10]

Semoga kita Adalah salah satu pahlawan sejarah yang kelak bersanding dengan Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan para punggawa orang bertaqwa di tempat istirahat terbaik yang Allah sediakan badi orang-orang yang beriman

. . Allahuma Aaminn . .

 “Ya Tuhan kami, Tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maka periharalah kami dari api neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukan ke dalam Neraka, maka sungguh engkau telah hinakan dia, dan tidak ada bagi orang orang yang lalim seorang penolong pun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan)  yang menyeru kepada iman, (yaitu): “ Berimanlah kamu kepada Tuhan mu,” maka kami pun beriman, Ya Tuhan kami , ampunilah bagi kami dosa dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul Engkau, janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji[11]

Bandung 7 Januari 2012

Marcel Tirawan
___________________________________________________

[1] Potongan hadist riwayat. at-Tirmidzi, no. 2717 dan Ahmad, no.8264

[2] QS Al-Mursalat: 41.

[3] QS Ar-Rahman: 50.

[4] QS Al-Muthaffifin: 27-28.

[5] Hadist riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani. Lihat kitab Al Buka’ Min Khasy-yatillah (edisi terjemahan) penerbit Pustaka Imam asy-Syafi’i, hal.xii, karya Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awaisyah. Beliau adalah salah satu murid senior syaikh al-Albani.

[6] Hadist riwayat at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani. Lihat ibid, hal xiii.

[7] Hadist riwayat al-Bukhari. Lihat kitab at-Takhwif min an-Nar wa at-Ta’rif Bihal Dar al-Bawar (edisi terjemahan) karya Ibnu Rajab al-Hambali, penerbit Pustaka at-Tazkia, hal. 30.

[8] Hadist riwayat Muslim no. 426 dan Nasa’i (III/83). Lihat ibid, hal 53-54.

[9] Hadist ini diriwayatkan at-Tirmidzi no.2588, Ibnu Majah no.4325, Ibnu Hibban no.2611, Ahmad [I/301 dan 302] dan Baihaqi no.543. ini adalah hadist shahih. Lihat ibid, hal.175-176..

[10] QS Al-An'am: 153

[11] QS Ali-Imran: 191-194

Note :

Diposting di

Beberapa kalimat,  kutipan notes Fachrian Almer Akira “Segarkan Cinta di Taman Hati”

Tidak ada komentar:

Intense Debate Comments

Link Within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Label